SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Situs sunankudus.blogspot.com, yang menyajikan Site Bernuansa Islami berisikan Hikmah Al-qur'an dan Mutiara Hadits, insya Allah dapat memberikan kesejukan hati dan ketentraman jiwa bagi anda yang mengunjungi Site ini. Membawa Anda kepada pemahaman Islam yang benar sesuai apa yang di bawa Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. semoga situs ini menjadi sumbangan dalam perjuangan islam. Pesan saya: Ikutilah Jalan Sirotulmustaqim dengan sungguh-sungguh. karena jalan otulah yag termudah menuju Allah dan syurga-Nya. Kurang dan lebihnya blog ini maafin yaa..saran dan kritik bisa kamu kirim ke santrisunny@yahoo.co.id. sukron katsiron telah mampir ke blog ini.. yang mau kirim tulisan silahkan email ke santrisunny@yahoo.co.id

Selasa, 18 November 2008

Strategi Da'wah

Strategi Da'wah

A. Da'wah Menggugat

Dua pendapat tentang "sumber problematika ummat" diakui oleh masing-masing peyakinnya bahwa yang satu melahirkan yang lainnya. Yang terlebih dahulu melahirkan adalah "sumber problematika" yang sebenarnya dan dalam usaha kebangkitan, sumber yang sebenarnya yang sebenarnya itu lah yang harus di "selesaikan" terlebih dahulu.

Para peyakin strategi da'wah meng-klaim bahwa "dominasi jalesat" lah sumber yang sebenarnya itulah yang harus diselesaikan terlebih dahulu dengan cara da'wah. Klaim itu terdiri atas dasar-dasar berikut ini:


1. Ayat-ayat yang telah dipaparkan di bab Keterpurukan, membuktikan bahwa semua bencana dan musibah disebabkan prilaku dan perbuatan manusia yang berupa pembangkangan terhadap Alloh s.w.t dan penyelisihan sirotul mustaqim. Ayat-ayat berikut akan membuktikan bahwa prilaku-prilaku dan perbuatan-perbuatan yang demikian motivasinya adalah Jalesat.
Alloh s.w.t berfirman:

وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتَوْا عَلَى قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَى أَصْنَامٍ لَهُمْ قَالُوا يَا مُوسَى اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ

"Dan kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, Maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: "Hai Musa jadikanlah untuk kami sebuah Tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa Tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguh-nya kalian Ini adalah kaum yang Jahil ( tantang sifat-sifat Tuhan)". (QS. Al A'roof: 138)

أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ

"Mengapa kalian mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (kalian), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kalian adalah kaum yang Jahil". (QS. An Naml: 55)

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

"Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai". (QS. Al A'roof: 179)

الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلا اللَّهَ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rosul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rosul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata". (QS. Al Ahzab: 36)


Ayat berikut menjadi saksi obat Jalesat adalah Da'wah:
Alloh s.w.t berfirman:

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ

"Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rosul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata". (QS. Ali 'Imran: 164)
Di ayat ini jelas sekali bahwa solusi Jalesat adalah Da'wah.


2. Dalam surat Ar Ro'du Alloh s.w.t menjelaskan bahwasanya Alloh s.w.t tidak akan merubah keadaaan suatu kaum, sampai mereka merubah dahulu apa-apa yang ada pada diri mereka.
Alloh s.w.t berfirman:

ِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

"...Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..." (QS. Ar Ro'du: 11)


Berkata Syaikh Abdurrahman As Sa'di -Rahimahullah- di tafsirnya: "Demikian juga jika manusia merubah keadaan dirinya dari pembangkangan (maksiat) ke keadaan mentaati Alloh s.w.t, maka Alloh s.w.t pun akan merubah penderiataan mereka menjadi kebaikan, kesenangan dan kerohmatan"
Alloh s.w.t berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

" Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri". (QS. Al A'roof: 96)


3. Analisa umum juga bisa menyampaikan kita kepada gambaran yang jelas bahwa jiwa-jiwa yang telah "terjatuh" kedalam keterpurukan akal dan budi, sampai menganggap pemujaan dan peribadatan kepada kuburan-kuburan, pohon-pohon, benda-benda mati yang dikeramatkan, bahkan sampai mengagung-agungkan kerbau dan memperebutkan kotorannya adalah jiwa-jiwa yang tidak mungkin bisa membangun nilai tinggi untuk ummat ini. Bertambah banyak komponen ummat yang demikian bertambah pula sel-sel mati dan busuk padanya.

Tidak heran pula, mereka yang melakukan pelanggaran-pelanggaran Tauhid seperti itu dan mereka yang menganggap tayangan-tayangan syirik sebagai hal yang menghibur dan mengasyikkan, tidak heran jika dengan mudah mereka bisa melakukan hal-hal yang sangat buruk yang jauh lebih ringan dari kesyirikan, sepertikorupsi, penipuan dan lain-lain. Dengan demikian bisa dibayangkan akar permasalahan masa kini dan masa depan bangsa ini. Maka secara rasional pun tak mungkin terwujud kebangkitan total, sebelum kebangkitan jiwa terwujudkan.


4. Kalau kita kembali beberapa langkah surut kebelakang sejarah kita bisa dapati bahwa "negara Islam" seperti yang sedang dikejar oleh para peyakin "strategi tampuk kekuasaan" dengan strategi mereka, pernah ada. Bahkan dalam bentuk yang lebih baik. Akan tetapi negara itu runtuh seratus tahun yang lalu dikarenakan "dominasi Jalesat".


Keruntuhan Khilafah Utsmaniyyah seratus tahun yang lalu telah didahului oleh masa "dominasi Jalesat" selama satu sampai dua abad sebelum keruntuhan dan kehancurannya Khilafah Utsmaniyyah yang sejak berdirinya pada tahun 700 H – 1300 M, berjalan diatas manhaj yang benar dan lurus, manhaj Ahlussunnah Wal Jama'ah, hilang tenggelam kedalam lautan Jalesat secara bertahap pada waktu-waktu terakhir dari kejayaannya.


Berikut adalah saduran bebas yang singkat dari buku: "Daulah Utsmaniyyah" yang disusun oleh DR. 'Ali Muhammad As Sollabi, cetakan ke-4 2006 M oleh "Darul Ma'rifah"- Beirut:
"Daulah Utsmaniyyah yang sejak berdirinya pada tahun 700 H-1300 M, berjalan diatas manhaj Ahlussunnah, memeranggi kesyirikan, bid'ah-bid'ah dan khurofat serta menegakkan hukum-hukum syariat Islamiyyah dan berjihad menyebarkan Islam diseluruh bumi ini, telah mulai tenggelam pada kesyirikan, bid'ah dan tahayul itu sendiri pada akhir-akhir masa hidupnya di abad ke-13 H (19 M) dan awal abad ke-14 H (20 M).


Kesyirikan dalam peribadatan berbentuk do'a-do'a, nazar-nazar, penyerahan kurban-kurban kepada kuburan-kuburan, pohon-pohon, batu-batu dan benda-benda mati lainnya, telah menyebar di pelosok Khilafah pada umumnya dan di Turki pada khususnya. Senjata-senjata peninggalan nenek moyang banyak yang menjadi sesembahan dan tempat meminta kesembuhan dari berbagai penyakit.

Demikian juga bid'ah telah merasuk di kehidupan ummat. Segala macam ritual aneh dan tidak berdalil menjadi bagian dari peribadatan sehari-hari, membangun masjid dan kubah diatas kubur sudah menjadi bagian dari keterputukan. Negara pun tak ketinggalan dalam membangun masjid-masjid di atas kuburan-kuburan "keramat".

Sebagai contoh ikutnya negara dalam keterpurukan ini: pada tahun 1305 H (±1900M) Sultan Abdul Hamid II memerintahkan untuk memasang kelambu-kelambu mewah masing-masing untuk kuburan Zubair bin Awwam dan Utbah bin Ghozwan. Kelambu-kelambu itu terbuat dari sutra merah yang mewah tersulam dengan perak. Lalu memberinya dua pedupa dan kubah dari perak pada kedua kuburan itu. Waktu diperintahkannya hal itu oleh sultan Abdul Hamid adalah waktu-waktu terakhir runtuhnya khilafah, dimana beliau naik tahta ketika kaum sekuler agen-agen Freemason sudah menguasai pemerintahan.

Konon sultan Abdul Hamid II berniat untuk membangun khilafah kembali dan mengusir kaum sekuler dari tampuk pemerintahan. Kalau hal ini benar maka mungkin saja perintahnya ini adalah unruk "mengambil simpati" kaum sufi yang sudah menguasai kehidupan beragama ummat hampir diseluruh dunia Islam, bahkan extrem sufi lah yang di sinyalir telah menanamkan dan mengembangbiakan Jalesat pada waktu itu. Kekuatan sufiyyah waktu digambarkan oleh Syaikh Muhammad Qutub di buku beliau "Waqiuna al Muasir" hal 155.


"Sufiyah sudah mulai menyebar pada waktu khilafah Abbasiyyah. Tetapi pada waktu itu mereka masih berupa kelompok-kelompok yang terasingkan dari masyarakat dan bersifat tertutup. Tetapi pada dua abad terakhir dari khilafah utsmaniyyah, sufiyyah sudah merupakan pengganti Islam.

Sampai pribahasa "barang siapa yang tidak mempunyai Syaikh (maksudnya syaikh tarekat) maka syaikhnya adalah syaithan" sudah menjadi pegangan kehidupan para orang awam. Maka jadilah sufiyyah untuk orang awam pintu gerbang Islam, tidak bisa memasuki Islam dari pintu selain pintu itu bahkan sufiyyah sudah menjadi aplikasi dari Islam itu sendiri".


Masih terlalu banyak sekali hal-hal yang dicatat sejarah tentang kerapuhan yang sangat, yang disebabkan oleh sufiyyah, baik di bidang akidah yang melemahkan ruh juang dan ijtihad maupun pada akhlak dan sisi sosial dari kehidupan masyarakat yang karenanya banyak dipenuhi oleh kemalasan berusaha di karenakan akidah jabariyyah kaum sufi.


Ketika tanah keras tempat berpijak negara Islam telah berubah menjadi rawa-rawa hitam karena racun Jalesat, yang dengan sendirinya telah menyebabkan khilafah runtuh, apakah kaum peyakin strategi tampuk kekuasaan masih mau membangun negara Islam diatas rawa-rawa hitam yang sama.....?
Rawa tetaplah rawa! Rawa bukalah batu! Walaupun sama hitamnya...!
Hanya da'wah solusinya!

Bantahan dan jawaban:
Muncul sebuah bantahan atas teori "dominasi Jalesat" dari sebuah pertanyaan: "mangapa perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang kafir di negeri-negeri mereka tidak menyebabkan keterpurukan seperti keterpurukan yang ada pada kita?, pada hal mereka berbuat yang lebih buruk dari yang kita perbuat!"

Jawaban:
1. orang-orang kafir itu pun mendapat bagiannya yang dari waktu-kewaktu kita saksikan. Baik itu adalah bencana-bencana seperti angin taufandan banjir di Amerika yang datang berkali-kali dalam beberapa tahun terakhir ataupun gempa yang secara rutin menyerang Jepang. Adapun longsor, banjir dan robohnya waduk-waduk di Cina yang terus menerus, sudah sangat bisa kita dengar apalagi kehancuran yang menimpa Eropa dan Jepang pada perang dunia pertama dan kedua serta jutaan korban manusia yang jatuh.

Ditambah keterpurukan mereka dalam masalah hubungan kemanusiaan. Adapun kalau ada diantara mereka yang belum mendapat ganjaran yang setimpal, maka masalah hukuman ini adalah hak Alloh s.w.t yang mutlak, baik besar kecil hukuman ataupun macam-macamnya atau waktu penurunannya. Semua itu ada di tangan Alloh s.w.t saja.
Alloh s.w.t berfirman:

وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ أَمْلَيْتُ لَهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ ثُمَّ أَخَذْتُهَا وَإِلَيَّ الْمَصِيرُ

"Dan Berapalah banyaknya kota yang Aku tangguhkan (azab-Ku) kepadanya, yang penduduknya berbuat zalim, Kemudian Aku azab mereka, dan Hanya kepada-Kulah kembalinya (segala sesuatu)". (QS. Al Hajj: 48)

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang Telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang Telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa". (QS. Al An 'Aam: 44)


2. Kalau kita cermati, belum tentu prilaku dan perbuatan-perbuatan mereka (orang-orang kufur itu) melebihi prilaku dan perbuatan-perbuatan sebagian orang-orang Islam di sebagian negeri-negeri Islam.

Kalau mereka "hanya" menyembah lima tuhan, yaitu apa yang mereka namakan tuhan bapak, tuhan anak, ruh kudus, harta dan hawa nafsu, maka tuhan-tuhan yang di sembah sebagian penyelisih sirotul mustaqim dari ummat ini di sebagian negeri-negeri Islam lebih banyak lagi seperti: kuburan yang banyak sekali jumlahnya, pohon-pohon, keris-keris, nyai roro kidul, para penjaga gunung-gunung, thoghut-thoghut dari bangsa jin dan lain-lain yang kalau kita uraikan akan menjadi daftar yang panjang sekali.


3. mereka kaum kuffar (khususnya di barat) keluar dari sirotul mustaqim dan terjatuh kelembah hitam kesyirikan Nasroniyah. Kemudian terlemparkan kebulut-bulut matrealistis yang masih lebih baik karena rasionalnya dari pada khurofat nasroniyyah. Sedangkan para penyelisih sirotul mustaqim di ummat ini banyak yang terjatuh kelembah mistik yang membekukan akal sehat.

B. Kandungan Strategi Da'wah


Strategi ini berupa usaha besar-besaran dalam menjalankan da'wah yang benar dengan cara yang benar.
Ini adalah sebagai konsekwensi dari keyakinan bahwa sumber problematika ummat adalah dominasi Jalesat atas kehidupan ummat.
1. Yang di maksud dengan "da'wah yang benar" adalah da'wah yang kandungannya sebagai berikut:


a. Ilmu yang benar

Yaitu ilmu sirotul mustaqim, jejak Rosulullah dan para sahabatnya, manhaj ahlussunnah wal jama'ah yang asli. Manhaj robbani yang benar-benar sunnah dan tidak tercemarkan oleh campur tangan kotor dari manusia.


b. Mau'idzoh
Nasihat-nasihat dan pengingatan-pengingatan yang terus menerus.

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan mau'idzoh (nasihat yang baik) dan bantahlah mereka dengan baik-baik ..." (QS. An Nahl: 125)


c. Tarbiyah
Penanaman prinsip-prinsip dan pemahaman-pemahaman Islam secara mendalam serta pembimbingan penerapannya. Tarbiyyah juga di artikan "tazkiyah" yaitu pembersihan jiwa.


d. Amar ma'ruf nahi mungkar
Alloh s.w.t berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

"Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah ". (QS. Ali 'Imran: 110)


e. Qudwah (keteladanan)
Yaitu contoh-contoh hidup pada diri para da'i sehubungan dengan penerapan ilmu-ilmu yang dipelajari.
Alloh s.w.t berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (QS. Al Ahzab: 21).
Karena itu para da'i pun harus menjadi teladan (setelah Rosulullah s.a.w) untuk para Mad'u.


f. Penjelasan-penjelasan tentang kesesatan manhaj ahlul bid'ah dan musuh-musuh Islam serta makar-makar mereka, agar kaum muslimin tidak tertipu makar-makar musuh-musuhnya.
Alloh s.w.t berfirman:

وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ

"Dan Demikianlah kami terangkan ayat-ayat Al-Quran supaya jelas jalan orang-orang yang penuh dosa". (QS. An 'Aam: 55)

وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ

"Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang Telah diturunkan Allah kepadamu... ". (QS. Al Maidah:49)

وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka Berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka Itulah musuh (yang sebenarnya) Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?". (QS. Al Munaafiquun: 4)

2. Adapun yang di maksud dengan cara yang benar adalah:


a. Mengemukakan Tauhid sebagai dasar semua substansi da'wah,
Alloh s.w.t berfirman:

َلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

"Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu"...(QS. An Nahl: 36)

Kemudian Ittiba' (pengikutan) kepada Rosulullah s.a.w.
Alloh s.w.t berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Katakanlah: "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Ali 'Imran: 31)


Demikianlah seterusnya menelusuri rambu-rambu siratul mustaqim dan ilmu-ilmu yang berguna di dunia dan di akhirat.


b. Pelaksanaan da'wah yang teroganisir.
Misi ini adalah misi yang sangat berat dan tidak mungkin dilaksanakan tanpa berjama'ah dan terkoordinasi. Rosulullah s.a.w pun telah melaksanakan da'wah beliau dengan "amal jama'i"
bersama para sahabatnya.

Bukan dengan sendirian, misalnya dengan berpindah-pindah dari satu tempat lainnya menyeru manusia ke agama Islam tanpa kesinambungan akan tetapi beliau menentukan tempat pusat da'wahnya, menugaskan para sahabatnya dengan tugas-tugas da'wah dan mengkoordinasi mereka menerima da'wah beliau dengan sistem hijrah ke Madinah. Alloh s.w.t pun telah mengisyaratkan pentingnya hal ini di firmannya:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

"... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya". (QS. Al Maidah: 2)


c. Merangkul para Mad'u yang sudah menerima seruan da'wah dalam suatu keterikatan yang mulya untuk terus dibina dan bersama-sama meneruskan da'wah. Hal ini sangat penting untuk mereka yang sudah menerima da'wah yang benar. Sebab hidup sendirian tanpa kebersamaan ditengah-tengah kondisi yang tidak membantu ini, akan sangat sulit baginya untuk mempertahankan prestasi Islami yang didapat dari da'wah itu, apalagi untuk menambah prestasi tersebut.


d. Berhikmah
.
Arti berhikmah selain "dengan ilmu" adalah dengan cara sebaik-baiknya sesuai dengan kondisi dan pola berfikir manusia yang di da'wahkan.

3. Tujuan:


a. Tersebarnya Hidayah secara luas dan jelasnya jalan penitian sirotol mustaqim.
b. Berdirinya Tauhid pada kehidupan pribadi-pribadi.
c. Berdirinya Tauhid pada kehidupan ummat dalam bentuk dan lingkup masyarakat Islami.
d. Pengawalan kemurnian Islam.

4. Hasil yang diharapkan dari tercapainya tujuan.

a. Bangkitnya ummat dari keterpurukan penyelisihan sirotul mustaqim.
b. Keselamatan di dunia dan di akhirat.

5. Jalan pelaksanaan:


a. Penyuluhan-penyuluhan Ilmiyyah.
b. Penyebaran sarana-sarana Ilmiyyah cetak, elektronik dan sebagainya.
c. Da'wah, Tarbiyah dan Qudwah hasanah.
d. Perekrutan tenaga ummat untuk ikut meng-orbit di falak usaha kebangkitan dengan bermacam-macam konstrIbusi.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Rabu sore kemarin (02/12), otoritas penjajah Zionis memberikan surat resmi kepada Kepala Badan Tertinggi Islam di Al-Quds, yang isinya melarang khatib masjid Al-Aqsha Syekh Ikrimah Shabri untuk masuk masjid Al-Aqsha selama 6 bulan ke depan.

Ketika Syekh Shabri baru saja pulang dari Saudi kemarin, otoritas Zionis langsung memanggilnya untuk diinterogasi. Karena kelelahan sebab baru saja pulang dari perjalanan jauh, Syekh Shabri sempat meminta pengacarnya Khalid Zabariqah untuk mengundur waktu ke hari lain untuk memenuhi panggilan Zionis itu.

Akan tetapi Zionis menolak untuk menunda dan mengancam akan menangkap Syekh Shabri jika tidak segera memenuhi panggilan otoritas Zionis. Oleh karena itu, Syekh Shabri terpaksa segera menuju ruang intelijen No. 4 yang berada di pusat penahanan dan penyelidikan "Compound" sebelah Barat Al-Quds, untuk menerima keputusan pelarangannya memasuki masjid Al-Aqsha.

Sebelumnya beberapa hari yang lalu, otoritas penjajah Zionis juga mengeluarkan beberapa keputusan yang menjauhkan hak pribadi, nasional, agama, dan lembaga-lembaga dari masjid Al-Aqsha. (Sn/ikh/myj)

eramuslim.com