SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Situs sunankudus.blogspot.com, yang menyajikan Site Bernuansa Islami berisikan Hikmah Al-qur'an dan Mutiara Hadits, insya Allah dapat memberikan kesejukan hati dan ketentraman jiwa bagi anda yang mengunjungi Site ini. Membawa Anda kepada pemahaman Islam yang benar sesuai apa yang di bawa Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. semoga situs ini menjadi sumbangan dalam perjuangan islam. Pesan saya: Ikutilah Jalan Sirotulmustaqim dengan sungguh-sungguh. karena jalan otulah yag termudah menuju Allah dan syurga-Nya. Kurang dan lebihnya blog ini maafin yaa..saran dan kritik bisa kamu kirim ke santrisunny@yahoo.co.id. sukron katsiron telah mampir ke blog ini.. yang mau kirim tulisan silahkan email ke santrisunny@yahoo.co.id

Senin, 05 Oktober 2009

Singkong Obat Rematik

Siapa tak kenal singkong? Tanaman ‘rakyat’ ini bisa dikatakan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Bukan hanya umbinya yang memiliki rasa yang khas, namun daun singkong pun bisa disulap menjadi sayuran yang sangat nikmat.

Sebagai penganan, umbi singkong diminati hampir di semua wilayah di tanah air. Umbi singkong juga dikenal sebagai makanan pokok di daerah-daerah tertentu. Di beberapa daerah, singkong (Manihot utilissima) dikenal dengan berbagai nama, seperti ubi kayee (Aceh), kasapen (Sunda), tela pohong (Jawa), tela belada (Madura), lame kayu (Makassar), pangala (Papua), dan lain-lain.

Tanaman singkong sangat mudah tumbuh. Tumbuhan yang berasal dari Amerika Tropis ini banyak ditanam di pekarangan, tanggul, ataupun sawah. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan stek dari batang singkong tua.

Menurut pakar tanaman obat, Prof Hembing Wijayakusuma, Efek farmakologis dari singkong adalah sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah napsu makan. Bagian yang umum dipakai pada tanaman ini adalah daun dan umbi.

Umbi singkong memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B dan C, dan amilum. Daun mengandung vitamin A, B1 dan C, kalsium, kalori, forfor, protein, lemak, hidrat arang, dan zat besi. Sementara kulit batang, mengandung tannin, enzim peroksidase, glikosida, dan kalsium oksalat.

Selain sebagai makanan, tanaman singkong memiliki berbagai khasiat sebagai obat. Di antaranya obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri, dan bisa meningkatkan stamina.
Mengatasi rematik bisa dilakukan dengan pemakaian dalam dan pemakaian luar.

Pada pemakaian luar, sebanyak 5 lembar daun singkong, 15 gram jahe merah, dan kapur sirih secukupnya, dihaluskan dan ditambahkan air secukupnya. Setelah diaduk, ramuan dioleskan pada bagian tubuh yang sakit. Pada pemakaian dalam, 100 gram batang singkong, 1 batang sereh, dan 15 gram jahe direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 400 cc. Lalu, disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.

Mengatasi sakit kepala, daun singkong ditumbuk lalu digunakan untuk kompres. Sebagai obat demam, 60 gram batang pohon singkong, 30 gram jali yang telah direndam hingga lembut direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc. Ramuan disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.

Mengatasi luka bernanah, batang singkong segar ditumbuk lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit. Untuk luka garukan, singkong diparut lalu ditempelkan pada bagian yang sakit dan diperban.

Obat luka karena terkena benda panas, singkong diparut lalu diperas. Airnya didiamkan beberapa saat hingga patinya mengendap, lalu patinya dioleskan pada bagian yang luka.

Mengatasi diare, 7 lembar daun singkong direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc. Lalu disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.

Obat cacingan, 60 gram kulit batang singkong dan 30 gram daun ketepeng cina direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Lalu disaring dan diminum airnya menjelang tidur. Mengatasi beri-beri, 200 gram daun singkong dimakan sebagai lalap.

Untuk meningkatkan stamina, 100 gram singkong, 25 gram kencur, dan 5 butir angco yang telah dibuang bijinya, diblender dengan menambahkan air secukupnya. Lalu tambahkan madu dan diminum.

purwakarta.org

HP dan Anak Remaja Indonesia

Di sebuah ruang tunggu dokter gigi. Seorang ibu dan anak duduk berdampingan. Si ibu terlihat marenung, entah mungkin menahan sakit. Si anak-seorang gadiis remaja- asyik mengutak-atik HP nya. Bahkan ketika si ibu hendak minum, dia mengambilnya sendiri dengan gontai sementara si anak masih tetap asyik. Selama masa menunggu itu, takada percakapan diantara mereka. Sepi, hanya ada suara jari-jari yang sibuk.

Di sebuah angkutan umum. Seorang ibu dengan dua anak dan barang bawaannya naik angkutan dengan kerepotan. Seorang anak berseragam sekolah dasar duduk tepat di pintu masuk. Tangannya sibuk dengan sebuah HP. Tak ada reaksi dari anak itu melihat kerepotan si ibu. Jangankan inisiatif untuk membantu, menggeser duduknya saja tidak. Jari-jarinya masih terus sibuk.

Di halaman sebuah kampus. Hujan baru saja turun. Pasangan suami istri dan seorang anak balitanya ikut berteduh. Si anak merengek minta duduk. Tapi sayang, tempat duduk sudah penuh mahasiswa yang juga tengah berteduh. dan mereka semua menggenggam HP. Semuanyapun larut konsentrasi dengan HP mereka. Bahkan rengekan si anak yang berubah menjadi tangisan tak menggoyahkan mereka. Jari-jari mereka tetap sibuk.

Di sebuah warung kecil. Seorang ibu akan membeli beberapa bumbu dapur. Sementara si gadis penunggu warung sedang sibuk dengan HP-nya. Beberapa kali dia salah memberi barang yang diminta si ibu. Si ibupun sudah terlihat kesal. Dan si gadis penjaga warung itu masih saja sibuk dengan HP nya.

Empat ilustrasi di atas bukan sebuah rekaan atau bikinan semata. Tapi kejadian-kejadian yang memang nyata terjadi di sekeliling kita, bahkan mungkin sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita, dalam bentuknya yang lain. Inilah gambaran paling nyata dan terdekat dengan kondisi remaja kita sekarang ini. Ya, remaja-remaja Indonesia telah berubah menjadi generasi yang begitu gandrung dengan HP—entah itu sekadar ber-SMS ria ataupun yang lebih banyak ber-Facebook-an.

Pemandangan ini niscaya kita temukan di mana saja dan kapan saja. Siang dan malam, di jalanan, di pinggir sekolah, di pelataran parkir, di dalam angkot, di tempat penungguan, di halte bis, dan sebagainya. Mau tidak mau HP telah mengubah wajah remaja kita sekarang ini.

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam dua tahun belakangan ini harga HP memang sangat terjangkau. Hanya dengan bilangan ratusan ribu rupiah saja, sudah bisa mendapatkan HP yang bisa mengakses internet. Hampir tidak ada remaja yang tak memiliki HP sekarang ini.

Dan harus kita ketahui, di tangan remaja Indonesia sekarang ini, HP telah bergeser fungsinya menjadi sesuatu yang membatasi mereka dalam dunia yang sendirian. Bahkan ketika mereka nongkrong atau kumpul sesama mereka pun, mereka tenggelam asyik dengan HP mereka (kalau sudah begini, apa artinya lagi bersosialisasi secara nyata?). Mereka menjadi pribadi-pribadi yang individualis dan sedikit demi sedikit, rasa empati terhadap sekeliling mereka tergerus. Belum lama ini di sebuah stasiun televisi swasta ada satu iklan yang memperlihatkan seorang anak remaja yang terus-menerus memainkan HP-nya sampai-sampai kemudian dia tidak tahu ada dimana dia berada.

Sekarang, coba sejenak mungkin lihat anak-anak, atau-atau adik kita yang beranjak remaja: ketika mereka berinteraksi dengan HP-nya, seberapa intens? Adakah mereka menjadi sangat tergantung dan terus-menerus memainkan HP-nya? Jika iya, ada baiknya mungkin kita mulai membatasi mereka (atau diri kita sendiri?) dalam berinteraksi dengan HP. (umi/sa)
(eramuslim.com)

Minggu, 04 Oktober 2009

Seruan Bagi Bangsa Arab dan Kaum Muslimin Untuk Melindungi Masjid al-Aqsha

Para Ulama dan pendeta Kristen melayangkan surat kilat kepada para pemimpin Arab dan Kaum Muslimin untuk mendesak mereka agar segera bertindak dan mengambil sikap demi melindungi al-Quds dan tempat-tempat suci umat Islam dan Kristen di sana, setelah para ekstremis Yahudi berusaha menyerbu masjid al-Aqsa hari Minggu yang lalu, yakni ketika Dewan Nasional Palestina tengah membahas isu tersebut pada hari Rabu .

Para tokoh agama menegaskan di dalam sebuah konferensi pers hari Selasa di Kota Ramallah di Tepi Barat bahwa Zionis Israel memutuskan untuk merebut Masjid al-Aqsa. Sedangkan upaya penyerbuan al-Quds pada hari Minggu adalah untuk menguji kemampuan orang-orang Palestina dalam melindunginya.

Sementara itu, Presiden Dewan Islam Tertinggi di Yerusalem, Syekh Ikrimah Sabri menganggap bahwa para polisi (aggressor) bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi di Masjid Al-Aqsa pada hari Minggu lalu.

Sabri mengatakan dalam sebuah pernyataan ke saluran "Al Jazeera" ketika ia memasuki markas polisi agressor di Yerusalem Barat untuk mengklarifikasi bahwa seruannya tersebut bukan merupakan bentuk pelanggaran terhadap kesucian agama dan kebebasan manusia (HAM) dan juga untuk meyakinkan bahwa tuduhan-tuduhan terhadap dirinya adalah batil (tidak benar) dan tidak berdasar.

Dalam konteks yang sama, Dewan Nasional Palestina mengadakan pertemuan – di bawah koordinasi Organisasi Pembebasan Palestina - di ibukota Yordania Amman pada hari Rabu untuk membahas bentrokan yang terjadi baru-baru ini di Masjid al-Aqsa.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Dewan bahwa Para peserta yang hadir akan membahas tentang perkembangan terakhir mengenai situasi yang memburuk di Yerusalem dan serangan yang terus menerus dilancarkan oleh Zionis terhadap al-Quds.

Di sisi lain, 21 orang wakil di parlemen Yordania menuntut pemerintah untuk memberlakukan rancangan undang-undang yang menghapuskan/ membatalkan perjanjian damai dengan Zionis, dan mereka juga menyerukan untuk menutup kedutaan Israel di Amman dan mengusir duta besar Israel dari Negara tersebut.

Begitu juga Representasi orang-orang yang mengatasnamakan “Kelompok Persaudaraan” mengecam dalam sebuah pernyataan yang mereka keluarkan pada hari Selasa atas upaya orang-orang Yahudi menyerbu Masjid al-Aqsha, dan menganggapnya sebagai "Deklarasi perang" terhadap negara Islam secara keseluruhan

Sebelumnya, pemerintah Yordania mengutuk tindakan ekstrimis Yahudi untuk menyerbu Masjid Al-Aqsa dan melayangkan sebuah surat protes/ kutukan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di Masjid al-Aqsa

Sumber-sumber Palestina mengatakan bahwa pasukan pendudukan Israel semalam menangkap lima puluh warga Palestina di Yerusalem, sebagaimana polisi Israel juga menegaskan bahwa mereka telah melancarkan kampanye penangkapan, termasuk 13 warga Palestina, sebagai alasan untuk menghadapi peringatan ulang tahun Intifadah al-Aqsha yang ke-9 yang tercetus pada tahun 2000 setelah penyerbuan mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon's ekstremis terhadap Masjid al-Aqsa.

Polisi Israel menambahkan bahwa mereka akan tetap bersiaga di kota.

Setelah peristiwa di Masjid al-Aqsha pada hari Minggu, semua pemerintah Palestina di Gaza dan pemerintah sementara di Tepi Barat menyerukan Negara-negara Arab dan negara-negara Islam untuk mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman ke Yerusalem. (istod/an)
(www.alsofwa.or.id)

Siapa Yang Bersedia Mengemban Panji Tauhid

Tatkala menyaksikan realita kedukaan penuh nestapa lagi memilukan, yang menimpa sebagian besar kaum muslimin, tentunya hati seorang mukmin akan merasakan suatu ke-pedihan dan bahkan keputus asaan. Hatinya akan semakin bertambah pilu manakala menyaksikan bahwa ternyata mereka adalah sekelompok pribadi yang mudah sekali diombang-ambingkan berbagai perbu-atan bid’ah dan syirik.

Yang mereka perbuat hanyalah mengu-mandangkan wirid-wirid bid’ah dan senan-dung puja-puji syirik sambil melenggak-leng-gokkan kepala, terlebih lagi apabila diiringi gemerincing rebana, tatkala mereka mempe-ringati malam-malam yang mereka duga se-bagai malam maulid.

Ternyata, hal ini dikerjakan secara komu-nal dan berjama’ah, sehingga gemanya saling bersahutan, bagaikan air bah yang menerjang deras. Mereka keramatkan kuburan-kuburan dan beristighātsah kepadanya, dan mengusap wajah-wajah mereka dengan tanah kuburan tersebut sambil berguling-guling dan meme-gang tirai atau kelambu kuburan tersebut. Bahkan terdengar pula teriakan nyaring saling bersahutan yang meluncur deras lagi keras dari mulut mereka, baik laki-laki maupun pe-rempuan, yaitu teriakan kotor:

“Wahai fulan, berilah kami pertolongan...! Wahai fulan, berilah kami rezeki…....”!!!

Terkadang di antara mereka ada yang sam-pai harus menempuh perrjalanan jauh selama berhari-hari dan dengan menahan rasa penat yang tidak sedikit, tiada lain hanya untuk me-nepati nadzar mereka untuk menyembelih kurban di hadapan suatu kuburan keramat, seraya berharap mendapatkan pahala dan berkah, serta berharap memperoleh bantuan dan pertolongan.

Subhānallah!...Sudah begitu parahkah gambaran Islam yang ada dalam benak orang-orang sesat tersebut? Sesungguhnya hal ini merupakan salah satu hasil penja-jahan dan konspirasi jahat (atau bualan) yang dilakukan oleh kaum Darwisy (pe-muka Sufi) dengan beragam kesyirikan yang mereka jajakan sebagai barang da-gangan yang ditujukan kepada mayoritas kaum muslimin. Dan betapa mengenas-kannya kenyataan ini apabila kita analo-gikan dengan gambaran kehidupan jahi-liyyah pada generasi sebelumnya!

Maka, bagaimana mungkin kita dapat merasakan nikmatnya makan dan minum, sementara kita masih terus menyaksikan khurāfāt ini banyak dipamerkan oleh ke-banyakan kaum muslimin yang awam?

Dan masih mungkinkah bagi kita un-tuk merasakan kenikmatan hidup, semen-tara kesesatan ini masih terus menghing-gapi hati-hati mereka, yang merupakan wujud persekongkolan jahat kaum Dar-wisy, para ahli khurāfāt dan para durjana penyebar kerusakan?

Sesungguhnya kaum muslimin (sau-dara kita) yang banyak terjatuh dalam perbuatan ini adalah amanat (dakwah) yang diembankan kepada kita, maka di manakah para ulama serta di manakah para da'i dan reformis dakwah, baik yang ada di barat maupun di timur?

Apa sajakah yang telah kita korbankan untuk memaparkan dan menjelaskan se-cara gamblang misi utama agama ini, yaitu menegakkan panji tauhid dan syahādāt?

Sesungguhnya panji tauhid adalah panji utama yang diperjuangkan oleh para nabi, sebagaimana Allah swt berfirman:

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku” [QS. al-Anbiyā' (21): 25]

Panji ini merupakan wasiat yang diestafet-kan Rasulullah saw kepada Mu'adz bin Jabal ketika diutus menjadi duta da'wah ke Yaman, yaitu untuk memulai dakwahnya dari hal yang paling penting hingga yang penting be-rikutnya, di mana beliau bersabda:

(( إِنَّكَ سَتَأْتِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ، فَإِذَا جِئْتَهُمْ فَادْعُهُمْ إِلَى أَنْ يَشْهَدُوْا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْكَ لَكَ بِذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَ لَيْلَةٍ........ ))

“Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari ahli kitab, oleh karena itu ketika engkau berada di hadapan mereka maka ajaklah mereka untuk bersaksi dengan Lā Ilāha Illallah dan bahwa Muhammad adalah rasulullah. Dan apa-bila mereka menyambut ajakanmu tersebut, maka beritahukanlah kepada mereka tentang perintah Allah, yaitu kewajiban mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari-semalam…” [HR. al-Bukhāri dalam Kitāb al-Zakāh Bāb Wujūb al-Zakāh (3/261) No. 1395, dan Muslim dalam Kitāb al-Īmān, Bāb al-Du'ā ilā' al-Sya-hādatayn (1/50) No. 19]

Bahkan meskipun di saat sedang meregang nyawa menghadapi sakaratul maut, beliau tetap mengobarkan panji tauhid tersebut, yaitu dengan memperingatkan ummatnya tentang bahaya perbuatan syirik, di mana beliau ber-sabda:

لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الْيَهُوْدِ وَ النَّصَارَى، اِتَّخَذُوْا قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

“Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nash-rani karena mereka menjadikan kuburan nabi-nabinya sebagai masjid (keramaian, tempat ibadah atau wisata religius)” [HR. al-Bu-khāri dalam Kitāb al-Maghāzī Bāb Maradh al-Nabiy saw (8/140) No. 4445, dan Muslim dalam Kitāb al-Masājid wa Mawādhi' al-Shalāh Bāb al-Nahyi ‘an Binā’i al-Masājid 'alā al-Qubūr (1/377) No. 531]

Alangkah berharapnya ummat ini ter-hadap wasiat semacam ini? Dan alangkah berharapnya ummat ini untuk dapat me-megang teguh wasiat ini dengan seopti-mal mungkin? Hal ini tiada lain dikare-nakan keuniversalan dan keagungan misi tauhid merupakan titik tolak utama dari perjalanan sebuah da'wah, dan merupa-kan tanggung jawab da'wah paling asasi yang harus diberikan porsi yang sangat memadai.

Sudah sepantasnya bagi seorang mus-lim untuk berduka-cita dengan sangat mendalam, manakala dia merasakan bah-wa misi utama kehidupannya hanyalah menyibukkan diri dari hal yang kurang utama, atau bahkan malahan dengan me-lalaikan hal yang utama tersebut. Atau ketika hidupnya hanya berputar dari satu logika filsafat mantiq ke logika lainnya, dan bahkan dengan melalaikan misi tauhid!

Sebaliknya, terkadang kitapun men-jumpai sekelompok da'i yang memiliki kesensitifan da'wah dan kesungguhan untuk mengemban misi tauhid, namun mereka melakukan beberapa kesalahan, yaitu keinginan meniti jalan tauhid namun dengan membuat orang lain berpaling dan lari dari dakwahnya. Maka. Alangkah nikmatnya apabila kita dapat menyan-dingkan dua hal yang berbeda sebagai-mana gambaran tersebut di atas, yaitu meniti kemurnian manhaj (dengan meng-utamakan misi tauhid) dan memiliki ke-cakapan dalam mempergunakan sarana (dengan tidak membuat orang lain ber-paling)!



Maka, siapakah yang bersedia mengemban panji tauhid ini?





وَ رَوَى الْبَغَوِيُّ فِي الصَّحَابَةِ أَنَّ النُّعْمَانَ بْنَ قَوْقَلٍ قَالَ يَوْمَ أُحُدٍ: أَقْسَمْتُ عَلَيْكَ يَا رَبِّ أَنْ لاَ تَغِيْبَ الشَّمْسُ حَتَّى أَطَأَ بِعُرْجَتِيْ فِي الْجَنَّةِ، فَاسَتُشْهِدَ ذَلِكَ الْيَوْمَ، فَقَالَ النَّبِيُّ : (( لَقَدْ رَأَيْتُهُ فِي الْجَنَّةِ ))



al-Baghawiy meriwayatkan tentang seorang al-Shahābah bahwa al-Nu`mān bin Qawqal berkata saat perang Uhud: “Aku bersumpah kepada-Mu, ya Rabb, agar

matahari tidak terbenam, sebelum aku berhasil menggapai tanggaku di dalam syurga”. Kemudian beliaupun mati syahid pada hari itu. Maka, Rasulullah saw bersabda mengenai diri al-Nu`mān: “Sesungguhnya aku melihatnya telah berada di dalam syurga” (Fath al-Bāriy: 6/51 dan ‘Awn al-Ma`būd: 7/281)



عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ:

( سَيَأْتِيْ نَاسٌ يُجَادِلُوْنَكُمْ بِشُبُهَاتِ الْقُرْآنِ

فَخُذُوْهُمْ بِالسُّنَنِ فَإِنَّ أَصْحَابَ السُّنَنِ أَعْلَمُ بِكِتَابِ اللهِ )

‘Umar bin al-Khaththāb ra berkata: “Pada suatu waktu akan muncul

satu golongan yang mendebat kalian (Ahlus Sunnah) dengan syubuhat

al-Qur’an, maka bantahlah mereka dengan sunnah, karena Ahlus Sunnah

adalah orang-orang yang paling mengerti al-Qur’an” (al-Syarī’ah: 181)



سَأَلَ رَجُلٌ الشَّافِعِيَّ فَقَالَ: يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ، أَيُّمَا أَفْضَلُ لِلرَّجُلِ: أَنْ يُمَكَّنَ أَوْ يُبْتَلَى: فَقَالَ الشَّافِعِيُّ: لاَ يُمَكَّنَ حتى يُبْتَلَى، فَإِنَّ اللهَ ابْتَلَى نُوْحًا وَ إِبْرَاهِيْمَ وَ مُوْسَى وَ عِيْسَى وَ مُحَمَّدًا صَلَوَاتُ اللهِ وَ سَلاَمُهُ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ، فَلَمَّا صَبَرُوْا مَكَّنَهُمْ، فَلاَ يَظُنُّ أَحَدٌ أَنْ يَخْلُصَ مِنَ اْلأَلَمِ الْبَتَّةَ



Seseorang bertanya kepada Imam al-Syāfi`iy: “Wahai Abu ‘Abdillah! Manakah yang lebih utama bagi seseorang: Diberi kekuasaan ataukah diberi ujian? Beliau menjawab: Seseorang tidak akan diberi kekuasaan sebelum dia diberi ujian.

Sesungguhnya Allah telah memberikan ujian kepada Nuh, Ibrahim, Musa, ‘Isa dan Muhammad –semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam-Nya kepada mereka semua–. Ketika mereka bersabar menghadapinya, maka Allah akan memberikan kekuasaan kepada mereka. Oleh karena itu, janganlah seseorang mengira bahwa dia bisa lepas dari bencana sedikitpun” (al-Fawā’id: 227)
(Hasmi.org)

Harga Sebuah Kepimpinan

Dewasa ini telinga kita semakin akrab dengan berita-berita para tokoh masyarakat yang berlomba-lomba mencalonkan dirinya sebagai pejabat, baik sebagai bupati, gubernur,dan seterusnya.

Bahkan di salah satu kota di jawa barat ada seorang calon bupati yang bermurah hati dengan mencetak kitab suci al Qur'an sekian ribu exemplar dengan biaya pribadinya. Tapi dengan catatan di cover belakang kita suci tersebut terpampang dengan jelas fhotonya dengan imbauan kepada masyarakat untuk memilih dirinya sebagai bupati periode yang akan datang.



Ini membuat kita jadi bertanya-tanya, kenapa mereka begitu giatnya memburu jabatan yang pada hakikatnya adalah amanah? Ada apakah dibalik jabatan tersebut? Apakah mereka menganggap jabatan tersebut sebagai lahan basah yang menjanjikan keuntungan materi-materi?



Apakah mereka berfikir bahwa dengan mengemban jabatan tersebut maka mereka akan dapat dengan leluasa menggunakan harta ummat untuk kepentingan pribadi dan keluarganya? Jika itu yang terlintas dalam benak mereka, maka berarti mereka belum memahami hakikat amanah dan konsekwensi-konsekwensi yang ada dibalik amanah itu. Baik konsekwensinya di dunia maupun di akhirat kelak.



Adapun konsekwensinya di dunia, ia harus bekerja keras dan bersungguh-sungguh untuk menunaikan amanah tersebut sekuat tenaganya. Inilah Umar bin al Khattab ra seorang khalifah yang rasyid, di malam hari yang gelap beliau memikul sendiri sekarung gandum dari baitul maal untuk diberikan kepada janda miskin dan anak-anaknya yang kelaparan pada malam itu.



Beliau memiliki kepedulian yang tinggi sekaligus khasyyah (rasa takut) yang sangat akan hisab (balasan) akhirat. Beliaulah yang pernah berkata; "Seandainya ada seekor kambing di Syam yang tergelincir hingga jatuh ke jurang, niscaya aku akan ditanya pada hari kiamat kelak, kenapa tidak engkau perbaiki jalan tersebut?"



Sedangkan konsekwensi di akhirat adalah pertanggungjawaban yang berat dan balasan atau hukuman yang mematikan. Jika amanah tersebut ditunaikan dengan baik dan membuat Allah ridha, maka ia termasuk ibadah yang paling agung. Tapi jika tidak demikian, maka ia termasuk musibah yang paling besar.



Abdurrahman bin Sa'ad as Sa'dy rahimahullah berkata; "Rasulullah saw mengangkat seorang laki-laki dari suku Azdi yang bernama Ibnu al Lutbiyah sebagai petugas pemungut zakat. Setelah datang (dari tugasnya) ia berkata; "Ini untuk kalai dan ini hadiah untuk saya" kemudian Rasulullah Salallahu alihi Wasalam berdiri di atas mimbar lalu memuji dan menyanjung Allah Subhanahu Wata'ala lantas berkata; "'Amma ba'du, sesunguhnya saya mengangkat salah seorang dari kalian untuk melaksanakan pekerjaan dari apa yang saya diberi wewenang oleh Allah, lalu ia datang (dari tugasnya) dan berkata; "ini untuk kalian dan ini hadiah yang dihadiahkan orang kepadaku" Mengapa dia tidak duduk saja di rumah ayahnya atau ibunya sehingga dating kepadanya hadiah tersebut jika ia benar-benar demi Allah, tidaklah seseorang dari kalian mengambil sesuatu yang bukan haknya kecuali ia akan datang menghadap Allah sambil membawa apa yang diambilnya itu pada hari kiamat.



Maka jangan sampai nanti saya melihat salah seorang dari kalian menghadap Allah dengan membawa onta yang mengeluarkan suaranya, atau sapi yang bersuara, atau kambing yang mengembik" Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya sampai terlihat kedua ketiaknya yang putih lalu bersabda; "Ya Allah, bukankah telah aku sampaikan? (beliau mengulang kata-katanya itu sebanyak tiga kali). (HR. Bukhary dan Muslim).



Abdullah bin 'Amru bin 'Ash ra berkata; "Dalam rombongan Rasululah Salallahu alihi Wasalam ada seorang laki-laki yang bernama Kirkirah. Kemudian ia mati, maka Rasulullah Salallahu alihi Wasalam bersabda; "Dia di neraka" Lalu para sahabat pergi untuk melihat, ternyata mereka mendapatinya telah mencuri mantel (dari ghanimah -rampasan perang- milik kaum muslimin)" (HR. Bukhary).



Dalam hadist lain Rasulullah Salallahu alihi Wasalam bersabda; "Barangsiapa yang kami angkat dari kalangan kalian untuk menangani suatu pekerjaan (jabatan) lalu ia menyembunyikannya (menggelapkan) kepada kami sebatang jarum atau yang lebih dari itu, maka itu adalah ghuluw (barang curian) yang nanti pada hari kiamat ia akan datang membawanya" (HR. Muslim).



Demikian beratnya konsekwensi sebuah jabatan sehingga Rasulullah Salallahu alihi Wasalam pernah bersabda kepada salah seorang sahabatnya yang bernama Abdurrahman bin Samurah Radiallahu Anhu; "Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta kepemimpinan (jabatan)! Karena sesungguhnya jika engkau diberi kepemimpinan tersebut karena permintaanmu maka engkau akan diserahkan kepadanya (tidak ditolong oleh Allah), akan tetapi jika engkau diberi tanpa meminta maka engkau akan dibantu melaksanakannya" (HR. Bukhary dan Muslim).



Jika amanah tersebut ditunaikan dengan baik dan membuat Allah ridha, maka ia termasuk ibadah yang paling agung. Tapi jika tidak demikian, maka ia termasuk musibah yang paling besar.



(hasmi.org)

Tahapan Hukum Jihad

Hukum jihad telah datang secara bertahap menurut hikmah Allah dan kehendak-Nya. Kita tidak tahu secara pasti apakah hikmah penahapan itu. Tetapi yang jelas menurut pandangan manusia dan istinbath para ulama, kita dapati hubungan yang erat antara penahapan dengan perbedaaan kondisi yang ada antara satu tahap dengan lainnya.

Tahap Pertama :

Pada tahap ini yang pada umumnya adalah marhalah Makkiyah, Rasulullah melarang para shahabatnya untuk berjihad. Dengan kata lain, jihad diharamkan :


“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka :Tahanlah tangan kalian (dari berperang), dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat! Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari takutnya.

Mereka berkata : Ya Rabb kami mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami. Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa wqktu lagi. Katakanlah : Kesenangan di dunia hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa dan kalian tidak akan dianiaya sedikitpun” (Qs. An-Nisaa’ [4]:77)

“Dan tidak Kami menciptakan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya, melainkan dengan benar-benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik” (Qs. Al-Hijr [15]:85)
Ketika para shahabat berkata :


“Sewaktu kami masih musyrikin kami dalam berada kejayaan. Dan ketika kami telah beriman, kami malah menjadi hina dan rendah”
Maka Rasulullah bersabda :


“Aku diperintahkan untuk berdamai, janglah kalian memerangi” (HR. An-Nasa’i, Al-Baihaqi dan Al-Hakim dalam Mustadarak atas syarat Al-Bukhari serta disetujui oleh Adz-Dzahabi)
Dalam sebuah hadits shahih pada Al-Musnad Imam Ahmad disebutkan bahwa Ahlul Yatsrib (setelah masuk Islam) meminta izin kepada Rasulullah untuk menyerang kaum musyrikin yang ada di Mina’ (waktu haji), maka Rasulullah bersabda :
“Aku tidak diperintahkan berbuat demikain”
……………
“Katakanlah kepada orang-ornag yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang ynag tiada takut akan hari-hari Allah karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. Al-Jaatsiyah [45]:14)
……………
“Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Rabbmu; tidak ada Ilah selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik”(Qs. Al-Ana’am [6]:106)


Tahap Kedua :


Pada tahap ini jihad tidak dilarang dan tidak diperintahkan, tetapi hanya diizinkan.

“Sesungguhnya Allah memberla orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat; telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena seseungguhnya mereka telah dianiaya.

Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu. (Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali mereka telah berkata : Rabb kami hanyalah Allah.

Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang didalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Perkasa”. (Qs. Al-Hajj [22]:38-40)
Untuk menyimak perkataan-perkataan salaf tentang ayat ini, bisa disimak pada tafsir Ibnu Katsir.



Tahap Ketiga :


Pada tahap ini jihad diwajibkan hanya untuk orang-orang yang memerangi kaum muslimin saja. “Kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada suatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu ,lalu pastilahlah mereka memerangimu.

Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk melawan dan membunuh) mereka. Kelak kamu akan dapati (golongan-golongan) yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman daripada kamu dan aman (pula) dari kaumnya.

Setiap mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), mereka terjun ke dalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan (tidak) mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta (tidak) menahan tangan mereka (dari memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dimana saja kamu menemui mereka, merekalah orang-orang yang kami berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk menawan dan membunuh mereka)
(Qs. An-Nisaa’ [4]:90-91)

Tahap Keempat :

Di tahap ini jihad telah mewajibkan untuk memerangi semua orang-orang kafir secara umum sampai mereka beriman atau membayar jizyah secara terhina. Marhalah ini dimulai empat bulan setelah haji tahun kesembilan hijriyah.


“Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Qs. At-Taubah [9]:5)
…………….
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) pada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (Yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk” (Qs. At-Taubah [9]:29)


Untuk menyimak fakta-fakta salafush shalih tentang pembagian penahapan ini bisa dilihat dalam buku Ahamiyyah Al-Jihad yang disusun oleh Syaikh ‘Ali Al-‘Ulyani hal. 144-147. Di sini cukup kita hanya menukil perkataan Ibnu Taimiyyah dalam buku Al-Jawab Ash-Shahih Liman Baddla Din Al-Masih jilid 1 hal. 74 :


”Pada mulanya Rasulullah saw diperintahkan untuk menjihadi orang-orang kafir dengan lisannya dan bukan dengan tangannya. Mendakwahkan, menasehati, dan ber-jidal dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya serta menjihadi mereka dengan Al-Qur’an, jihadan kabira. Allah berfirman dalam surat Al-Furqan (Makiyyah).


“Janganlah sekali-kali engkau taati orang-orang kafir itu dan jihadilah mereka dengan jihad yang besar (jihadan kabira)”. Ketika itu Beliau saw diperintahkan untuk tidak memerangi mereka, dikarenakan ketidaksanggupan dan ketidaksanggupan kaum muslimin untuk mengerjakan yang demikian. Kemudian, setelah beliau hijrah ke Madinah dan mempunyai pengikut-pengikut, diizinkanlah beliau untuk berjihad.



Ketika kaum muslimin telah menjadi kuat, mereka diperintakan memerangi orang-orang kafir yang memusuhi mereka dan tidak diperintahkan orang-orang yang tidak memusuhi mereka, karena kaum muslimin waktu itu tidak sanggup untuk memerangi seluruh orang-orang kafir. Ketika kota Mekkah telah dibebaskan dan peperangan dengan Quraisy serta raja-raja Arab sudah berhenti dan utusan-utusan Arab sudah masuk Islam, maka Allah pun memerintahkan kaum muslimin untuk memerangi semua orang-orang kafir, kecuali yang mempunyai perjanjian sementara. Sedangkan perjanjian yang tidak terbatas semuanya dibatalkan”.

Para ulama Islam dari masa salafush shalih sampai khalaf telah bersepakat bahwa setiap hukum dari keempat macam hukum jihad tadi harus diterapkan pada kondisi yang pantas. Bukan harus menerapkan hukum di masa lemah atau menerapkan hukum pertama di masa kekuatan dan kejayaan serta bukan juga yang satu telah membatalkan yang lain secara mutlak. (www.hasmi.org)

Kamis, 03 September 2009

Sang Ekonom Harus memiliki Budi Pekerti Yang Luhur

Di antaranya dalam dunia usaha ini. Bentuknya seperti: kejujuran, sikap amanah dan legawa, sifat suka menunaikan janji, bersikap konsekuen dalam membayar hutang dan memiliki tole-ransi dalam menagih hutang, memberikan kelonggaran kepada orang yang berhutang dan kesulitan membayarnya, memahami kekurangan orang lain, memenuhi hak-hak orang lain, menghin-dari sikap menahan hak, menipu, manipulasi dan sejenisnya.

Akhlak yang baik adalah tulang punggung agama dan dunia. Bahkan kebajikan itu adalah akhlak yang baik. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia. Orang yang paling baik akhlaknya adalah orang yang paling disukai oleh Rasulullah dan paling dekat dengan majlis Nabi di hari Kiamat nanti. Orang yang berakhlak baik telah berhasil men-dapatkan kebaikan dunia dan akhirat.

Seorang usahawan muslim selalu menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Sikap itu tidak muncul hanya dari sisi kepen-tingan komersial semata, seperti yang dilakukan kalangan non muslim. Namun sikap itu muncul dari keyakinan yang kokoh. Porosnya adalah ketaatan kepada Allah a dan mengikuti jejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam serta mengharapkan pahala dalam hal itu. Kalau-pun mereka mendapatkan keuntungan di balik tindakan mereka tersebut, seperti dagangannya yang semakin laris, hal itu terjadi sebagai hasil tujuan sampingan, bukan tujuan utama.

Budi pekerti yang baik bagi kalangan usahawan muslim berpengaruh amat besar dalam penyebaran Islam di banyak negara-negara Asia dan Afrika. Kenyataannya bahwa Islam terse-bar melalui perantaraan para saudagar yang berdakwah, bukan da’i yang berniaga.

Namun hampir tidak pernah habis keheranan kita pada perbedaan antara realitas masyarakat barat yang justru sangat ahli di bidang pelayanan menyambut para pelanggan, plus sikap supel dan rendah hati dalam berinteraksi dengan pelanggan, dengan realitas masyarakat Islam yang banyak di antaranya dalam cara mengelola usahanya justru lebih pintar menyakiti pelanggan dan bersikap kasar terhadap mereka. Seolah-olah perbuatan mereka tersebut mengatakan kepada para langganan mereka, "Jangan sekali-kali kamu sekalian kembali berhubungan bisnis dengan kami.!"

Padahal kalangan barat melakukan semua itu hanya karena dorongan profesionalitas usaha saja. Sementara kaum muslimin sebagai para pewaris agama Allah biasa menyatakan, "Senyum kita kepada saudara kita adalah sedekah!" Mereka juga menyatakan, "Janganlah kalian meremehkan kebaikan sedikitpun, meski hanya sekedar bertemu saudaramu dengan wajah cerah."

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, memberikan pujian kepada NabiNya:

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung...." (Al-Qalam: 4).

Demikian juga Allah berfirman:
"Katakan ucapan yang baik kepada manusia..." (Al-Baqarah: 183).

Rasulullah bersabda :

اَلْبَيْعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، أَوْ قَالَ حَتىَّ يَتَفَرَّقَا. فَإِنْ صَدُقَا وَبَيَّنَا بُوْرِكَ لَهُمَا فيِ بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

"Dua orang yang melakukan akad jual beli boleh saling menya-takan pilihan, sebelum mereka berpisah dari lokasi penjualan. Kalau keduanya jujur dan berterus-terang, jual beli mereka akan dipenuhi berkah. Kalau mereka berdusta dan saling menyem-bunyikan sesuatu, pasti dihapus keberkahan jual beli tersebut..."

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

اَلتَّاجِرُ الصَّدُوْقُ اْلأَمِيْنُ مَعَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ

"Seorang pedagang yang jujur dan dapat dipercaya akan dikum-pulkan bersama para nabi, para shiddiq dan orang-orang yang mati syahid..."

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

رَحِمَ اللهُ رَجُلاً سَمَحاً إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى

"Semoga Allah memberikan rahmatNya kepada orang yang sudah memberi kelonggaran kepada orang lain ketika menjual, membeli atau menagih hutang."

Akhlak Usahawan Muslim

Usaha Yang Halal

Allah menghalalkan yang baik-baik kepada para hambaNya dan mengharamkan kepada mereka yang jelek-jelek. Seorang usahawan muslim tentu saja tidak bisa keluar dari bingkai aturan ini, meskipun terbukti ada keuntungan dan hal yang menarik serta menggiurkan baginya. Seorang usahawan muslim tidak seharusnya tergelincir hanya karena mengejar keuntungan sehingga membuatnya berlari dari yang dihalalkan oleh Allah dan mengejar yang diharamkan oleh Allah. Padahal segala yang dihalalkan dapat menjadi kompensasi yang baik dan penuh berkah. Segala yang disyariatkan oleh Allah dapat menggantikan apapun yang diharamkan oleh Allah.

Berdagang komoditi yang diharamkan seperti minuman keras, bangkai, daging babi, perdagangan riba dan sejenisnya, tidak akan membuat pengusaha muslim yang jujur berpaling dari Rabbnya apalagi harus menjebloskan diri ke dalam semua perniagaan ha-ram tersebut atau menjadikannya sebagai sumber usahanya.

Tidak diragukan lagi bahwa hal ini merupakan keistime-waan seorang usahawan muslim yang seluruh aktivitasnya bertolak dari kaidah halal dan haram, yang seluruh usahanya dilakukan dengan mendendangkan syiar mencari keridhaan Allah sebagai tujuan akhir. Sebaliknya, kalangan pelaku usaha lainnya tidak memperdulikan kebaikkan maupun keburukkan usaha yang dijalaninya. Dalam pandangan mereka sama saja proyek perjudian dengan proyek pembangunan. Karena mereka telah mencampakkan tata nilai, agama dan etika secara total dari paradigma pemikiran ekonomi mereka.

Padahal ikatan ini bisa membentuk tatanan yang bersih dalam aktivitas usaha ketika itu dilakukan oleh tangan-tangan yang terbimbing cahaya Ilahi, diprakarsai oleh orang-orang ber-iman yang selalu mengharapkan rahmat Allah dan takut terhadap siksaNya. Sehingga mereka tidak akan terjerumus karena menge-jar kenikmatan instan atau jatah dunia yang bersifat sementara. Mereka mencukupkan diri dengan jatah yang ditentukan oleh Allah dan Rasulnya, karena yang halal itu sudah terlalu luas buat diri mereka.

Oleh sebab itu, di tangan pengusaha muslim harta tidak akan berubah menjadi alat perusak kehidupan masyarakat, yang menghancurkan rumah yang sejahtera, dan merusakan generasi yang dilahirkan. Tidak, tetapi harta itu akan berfungsi sebagai-mana yang dikehendaki oleh Allah, Rabb dari sekalian makhluk. Menjadi sebuah energi yang memancar, tumbuh dan berkembang. Sebuah kekuatan yang mengandung berbagai kebajikan dan karunia. Menjaga mata air yang selalu memancarkan berkah dan kenik-matan. Sehingga seluruh umat merasa bahagia. Karena keuntungan usaha tersebut dapat dirasakan oleh seluruh umat.

Allah berfirman:

"Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharam-kan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolong-nya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang ber-untung." (Al-A'raf: 157).

Allah juga berfirman:

"Katakanlah, "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keber-untungan." (Al-Maidah: 100).

Ungkapan 'yang buruk' bisa berlaku bagi ucapan, ketetapan dan perbuatan, atau sikap penolakan yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya.

Rabu, 02 September 2009

Ahlan Wa Sahlan

Selamat Datang di Situs sunankudus.blogspot.com, yang menyajikan Site Bernuansa Islami berisikan Hikmah Al-qur'an dan Mutiara Hadits, insya Allah dapat memberikan kesejukan hati dan ketentraman jiwa bagi anda yang mengunjungi Site ini. Membawa Anda kepada pemahaman Islam yang benar sesuai apa yang di bawa Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. semoga situs ini menjadi sumbangan dalam perjuangan islam.

Rabu, 04 Maret 2009

TRIK-TRIK JITU KYAI PARANORMAL DAN DUKUN

"sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang di kehendaki-Nya." (an Nisa': 116).

SUMBER http://paranormalsakti.freehomepage.com/whats_new.html.
Di halaman ini anda akan menemukan trik-trik kesuksesan kami dan paranormal lain dalam memperdayai para pengikut dan pasiennya:
Sebagai layaknya seorang dukun, bomo, paranormal, orang pintar, atau apapun namanya, kami melakukan banyak kebohongan-kebohongan kepada publik supaya mereka tetap memberikan sikap positif terhadap kami bahkan tidak sedikit dari mereka menganggap kami sebagai seorang wali yang keramat.

Berikut ini adalah penjelasan2 pendek dari trik2 kami:
1. forum internet.
Kami membuka forum di internet pada awal tahun 1999 sampai awal tahun 2000, dimana pengunjung bebas mengajukan pertanyaan kepada kami seputar topik supranatural. Dalam setengah tahun, kami melayani 20 sampai 35 pengunjung perhari dari sekitar 250 members yang terdaftar dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Brunei, Malaysia, Belanda, Australia dsb. Akhirnya pada awal 2000, kami menutup forum tersebut karena salah satu dari anggota guru yang berkecimpung dibidang komputer/internet, mendapatkan tugas ke kota Padang untuk membantu salah satu pejabat pemerintah disana dalam masalah supranatural.

Peringatan2: Ilmu ghaib memang benar keberadaannya tapi tinggi nya ilmu tersebut selalu tidak pernah sebanding dengan tinggi kebohongan-kebohongan orang yang mempunyai ilmu tersebut karena maksud-maksud komersial.

2. Pasien palsu.
Salah satu surat kabar lokal, yang kebetulan wartawannya adalah pasien kami, pernah mewawancara kami. Sebelum kunjungan wawancara tsb, kami sengaja membuat suatu drama instan dengan kegiatan-kegiatan rihersal dimana salah satu anggota padepokan kami rekayasa untuk menjadi seorang pasien yang bisa kami sembuhkan secara cepat serta menebak-nebak masalah yang sang pasien hadapi.
Drama ini cukup berhasil karena anggota kami yang menyamar menjadi pasien dan berpura-pura kemasukan setan, membuat sang wartawan terkagum-kagum karena kami bisa sembuhkan secara cepat. Setelah seminggu, kami bangga melihat foto adegan tersebut di koran dengan beberapa kolom yang merangkum tentang kehebatan padepokan kami. Kamipun merasa senang karena hal tersebut merupakan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk melakukan kampanye pemasaran secara gratis.

3. Pasien fiktif (Artis, politisi, usahawan dll).
Salah satu trik kami dan paranormal lainnya yaitu kami sering mengumbar tentang pasien kami dengan cara mengklaim bahwa beberapa politisi dan artis sebagai pasien tetap kami. Ini penting bagi status dan imej perguruan kami dimata para pasien lain karena imej tersebut terbukti mampu membuat kualitas servis dan produk kami seakan-akan menjadi terangkat dimata para tamu dan pasien.

4. Nasihat munafik untuk menutupi sifat-sifat Syirik dalam melakukan praktek-praktek perdukunan/ilmu ghaib diperguruan kami.
Dalam melakukan kemunafikan, terkadang saya sangat merasa bersalah. Saya menganggap diri saya adalah paling rendah di dunia dalam melakukan kemunafikan saya. Kenapa? Karena terkadang saya harus memberikan nasihat-nasihat kosong tentang bahayanya ilmu hitam dan syirik kepada para pasien/tamu seakan-akan ilmu saya memang benar-benar ilmu yang datang dari Allah dan bisa dipelajari siapa saja. Sedangkan saya sendiri TAHU bahwa saya adalah salah satu manusia yang menjalankan praktek-praktek keji tersebut. Terkadang saya sering tidur gelisah dalam kebodohan dan beranggapan bahwa saya adalah binatang yang lebih rendah dari segala mahluk Tuhan karena secara sadar saya tahu bahwa perbuatan syirik adalah paling dibenci Allah, sedangkan saya sendiri melakukan hal itu secara sadar dan sengaja.
Waktu itu hati saya telah mati dan hanya memikirkan kenikmatan dunia padahal saya selalu berusaha sembunyi dalam pengetahuan saya. Saya lupa bahwa hidup didunia hanyalah sekilas dan saya isi hidup saya dengan kedustaan dan kehinaan seperti para dukun dan paranormal lain yang berpura-pura berwibawa didepan publik.

5. Senjata berupa ayat2 dari Quran dan hadist-hadist PALSU:
Setiap jumat kami mengadakan pengajian di ruangan belakang perguruan kami dan banyak peserta pengajian bertanya sekitar ilmu supranatural. Disini kami sudah menetapkan dua orang guru untuk menghafal beberapa ayat-ayat Quran untuk menepis segala pertanyaan yang bersifat ofensif. Perlu diingat: terkadang kami kewalahan mendapatkan pertanyaan dan kami melontarkan ayat-ayat tersebut untuk membenarkan mempelajari ilmu ghaib walaupun terkadang ayat-ayat yang dilontarkan tidak ada hubungannya dengan topik yang sedang diperdebatkan. Sehingga seakan-akan agama membenarkan praktek2 ilmu ghaib. Salah satu dari guru kami juga sudah mempersiapkan hadist2 dan tabaruk2 palsu yang berisi sejarah kenabian yang sudah kami modifikasi sedemikian rupa untuk pembenaran praktek-praktek sirik yang kami lakukan. Hadist-hadist atau tabaruk-tabaruk ini kami bagikan sebelum acara pengajian ataupun dalam acara-acara spritual lainnya.

6. Moto rahasia kami yaitu ANDA BERTANYA KAMI HARUS MEMBUAL:
Itulah sejujurnya misi pernyataan kami dalam menjalankan praktek2 sirik kami. Kenapa? Karena sebetulnya kamipun tidak mengetahui seberapa tinggi ilmu kami dan bisa tidaknya diterapkan kepada masalah/problem masing-masing pasien. Kunci kami sebenarnya yaitu hanya berusaha untuk meyakinan sang pasien saja. Karena dengan cara tersebut, mereka akan terus PERCAYA dengan ilmu-ilmu ghaib yang kami berikan. Bahkan secara moral kami merasa diseret untuk menjawab suatu pertanyaan yang kami tidak pernah mempunyai keahlian didalamnya.

7. Puasa gila dan ilmu fiktif:
Saya pernah mendapatkan seorang tamu dari Jakarta yang menginginkan ilmu pedang senja yang kami sebenarnya TIDAK pernah miliki (karena ilmu pedang senja tsb hanya karangan salah satu anggota diperguruan kami). Kebetulan tamu tersebut mendapatkan informasi dari bekas anggota kami yang menetap di daerah rawamangun. Beliau mampu membayar beberapa juta untuk medapatkan ilmu tersebut yang kami klaim mampu meningkatkan wibawa, rejeki, aura, membaca pikiran orang lain, menarik benda-benda di alam ghaib dan juga mampu menciptakan saudara kembar yang bisa berjalan menembus ruang dan waktu. Saya dan para guru yang lain mendiskusikan untuk mencari jalan keluar bagaimana untuk meyakinkan sang tamu. Akhirnya kami sepakat dan mengajukan SYARAT-SYARAT GILA yang sangat berat kepada tamu tersebut. Persyaratan gilanya yaitu: berpuasa selama 6 hari sambil bersemedi dialam terbuka bersama 10 orang lainnya. Persyaratan tersebut sengaja kami buat agar kami mempunyai BANYAK ALASAN untuk menggagalkan usaha tamu tersebut dalam menjalani persyaratan-persyaratannya. Contohnya, diantara 10 orang tersebut, pasti salah satu atau beberapa orang dari mereka tidak akan mampu melakukannya sehingga kami mempunyai alasan untuk menggagalkan usaha-usaha tersebut, lagipula puasa 5 hari dialam terbuka sudah merupakan sesuatu yang SULIT dilakukan oleh orang biasa. Andaikata seluruh peserta puasa tersebut berhasil, kami sepakat untuk mencari alasan-alasan lain yang menyatakan bahwa salah satu dari mereka telah gagal dan tidak kusyuk dalam melakukan usaha tersebut.

8. Gelar-gelar palsu untuk menambah gengsi kami:
Salah satu anggota guru kami pernah tinggal di Malaysia selama 2 tahun sebagai tenaga kerja ilegal. Sepulang dari Malaysia, beliau mempunyai sedikit kemampuan berbahasa inggris sehingga seringkali beliau mengaku sebagai sarjana muda dari universitas Al-Azhar, di Mesir. Ide gila ini dia dapatkan dari ketua dewan guru mahesa kurung di kota Bogor yang bernama LISMAN SUMARDJANI (www.mkalm.com)yang mengaku-ngaku dengan bangga sebagai Kyai, haji, insinyur sekaligus bergelar MBA yang belakangan konon salah satu anggotanya sendiri pernah mengakui bahwa beliau tidak mengerti mengenai analisa keuangan secara fundamental sekalipun ketika seseorang menantang untuk membicarakan masalah keuangan di forum. Beliau juga seorang moderator di forum dengan alamat www.mkalm.com. Mungkin karena telah lama bergelut dibidang perdukunan sehingga intelektualitas dan moral edukatif sang pemegang gelar menjadi hilang tanpa bukti. Seperti halnya praktek perdukunan lainnya yang tidak lepas dari pernyataan misi: KEBODOHAN ANDA ADALAH KEUNTUNGAN KAMI.

Peringatan: Jangan pernah terkagum-kagum dengan seorang dukun yang pandai berdebat atau menguatkan argumennya dengan menggunakan ayat-ayat dari kitab suci. Kalau anda baca secara seksama dan perhatikan potongan2 kitab suci tersebut maksudnya dapat berarti luas, dan penempatannya yang salah sebetulnya dapat memporak-porandakan maksud dari ayat2 tersebut. Ingatlah Kebodohan anda adalah keuntungan mereka. Dan Al-Quran tidak pernah membenarkan praktek-praktek perdukunan yang berkedok agama.

9. Membuat kami dikultuskan:
kami juga menjual barang-barang padepokan berupa keris, kaos, sabuk, batu cincin, dompet, bahkan foto2 semua guru yang telah kami "isi". Walaupun penjualan barang-barang tersebut adalah sirik dan paling dilaknat oleh Tuhan, kami pernah melupakanNya DEMI KESERAKAHAN kami akan uang dan kehormatan dari para pasien. Pemikiran yang kami yakini dalam hal ini yaitu: Semakin banyak barang-barang yang mereka beli, semakin keramat kami dimata pasien.

Peringatan: Demi materi dan kehormatan, manusia dapat menipu, mempersekutukan tuhan, menganiaya manusia lain melalui pembodohan, pembunuhan dsb karena mereka merasa segala kesalahan dan dosa dapat dinegosiasikan dengan Tuhan.

10. Ramalan:
Dalam hal ramalan, jangan heran kalau kami dan paranormal2 lain meramalkan secara umum (tidak mendetil) karena celah-celah kosong akurasinya bisa kami gunakan sebagai alasan bila ramalan kami meleset. Ini cuma salah satu contoh dari trik-trik murahan yang dilakukan oleh kami dan paranormal lain sejak dahulu. Hal yang kami takuti yaitu bila kami kedatangan tamu untuk meminta nomor judi secara detil. Dan kami MEMBENCI pasien atau tamu yang banyak bertanya mengenai ramalan-ramalan secara detil.

Bila anda mendapati orang yang mengaku bisa melihat keadaan masa mendatang (meramal), tertawakanlah, sinislah, bahkan anggaplah sebagai manusia hina. Bahwa seorang dukun akan menjadi kaya raya melalui permainan option dipasar finansial dan tidak akan menyandarkan hidupnya dari sedekah pasien melalui kebohongan-kebohongan yang dia jual.
tinggal memilih anda yang ditertawakan oleh peramal atau anda yang mentertawakan mereka.

11. mendiskreditkan perguruan lain:
Selama saya menjadi guru dipadepokan atau selama saya belajar ilmu ghaib, hal-hal yang merupakan keharusan untuk membangkitakan loyalitas para anggota terhadap perguruan kami yaitu dengan cara MENDISKREDITKAN ilmu-ilmu dari perguruan-perguruan lain. hal ini kami lakukan semata-mata karena dunia perdukunan merupakan kompetisi sempurna dimana pasien akan dapat mudah menemukan perguruan atau paranormal lain sehingga hal ini dimaksudkan untuk mencegah arus keluarnya para anggota untuk pindah keperguruan lain.

Jangan heran bila antara perguruan ilmu ghaib selalu saling melecehkan dan mentertawakan satu sama lain karena itu semata-mata disebabkan alasan2: "KITA SAMA-SAMA TAHU TENTANG RAHASIA SESAMA PARANORMAL" dan dalam dunia paranormal terdapat etika-etika tertentu untuk menjaga rahasia strategi masing-masing perguruan. Tak jarang juga Bahkan diantara paranormal seringkali mengirimkan anak buahnya ke perguruan lain dengan cara menyamar sebagai pasien/anggota supaya mereka tahu trik-trik baru yang perguruan lain lakukan.

Mendiskreditkan atau saling mencurigai diantara perguruan yang satu dengan yang lain adalah hal yang normal bagi dunia paranormal/perdukunan. Anda sebagai pasien, mempunyai kontrol penuh untuk melawan atau keluar dari perguruan yang anda rasa telah melakukan hal-hal diluar ajaranNya. Ingat: Jangan pernah anda akan dijadikan objek/ korban, merekalah yang menjadi korban alami sebenarnya karena mereka sumber kebodohan.
.

12. ilmu karangan berdasarkan kreatifitas imajinasi kami:
jangan heran kalau anda pernah mendengar ilmu-ilmu seperti ilmu pedang senja, ilmu hikmatul rohim, ilmu fathyatul sinai, ilmu selereng pisau dan lain-lain. sebetulnya ilmu itu tidak ada sama sekali dan hanya hasil karangan kami untuk menarik para penggemar ilmu untuk ditukarkan dengan mahar berjumlah ratusan ribu bahkan jutaan. Kamipun telah membuat dongeng-dongeng mengenai sejarah ilmu-ilmu palsu tersebut supaya terdengar lebih prestis.

Peringatan: Ilmu kaya itu tidak pernah paranormal miliki dan tolong gunakan logika anda: Darimana datangnya penghasilan seorang dukun/paranormal yang mengaku memiliki ilmu kaya?....jawabannya yaitu dari ANDA!!!, yang menjadi korban penipuan mereka.
Bahkan lucunya, beberapa paranormal yang dirinya dan kelurganya gagal dalam hidup dan usaha, seringkali berani menjual ilmu-ilmu kaya kepada publik. Ironis sekali. Pembodohan tersebut merupakan tindakan kriminalitas.

13. Menggunakan kata Khodam:
Salah satu senjata dari seorang paranormal/dukun yaitu mereka akan mengajarkan anda untuk meminta sesuatu lewat khodam (makhluk karangan mereka yang konon mereka akui sebagai malaikat tapi keberadaannya tidak ada didalam Al-Quran) Bahkan mereka membenarkan hal tersebut dengan mengatakan: Khodam sama seperti dokter, mekanik atau manusia-manusia yang mempunyai profesi lain, sehingga kita dibenarkan untuk berinteraksi kepada khodam dengan cara wirid, puasa, semedi atau lelaku lainnya.
Salah satu argumen kami dan paranormal lain yaitu: :"BERINTERAKSI KEPADA KHODAM MELALUI PUASA, AMALAN2, WIRID DSB ADALAH HAL YANG WAJAR SEPERTI HALNYA MEMINTA BANTUAN KEPADA DOKTER. APAKAH MEMINTA PERTOLONGAN DOKTER ADALAH SYIRIK???" (begitulah argumen yang sangat populer dikalangan kami dan paranormal lain untuk membodohi umat)
tidak lupa kami juga seringkali mengatasnamakan Al-Quran dalam melakukan pembodohan-pembodohan yang merugikan untuk menutupi AKAL para pengikut kami.

14. Menumbuhkan SUGESTI para pengikut/pasien kami:
INI ADALAH TRIK KAMI YANG PALING PENTING untuk menumbuhkan kepercayaan pasien kepada kami. Misalnya dalam melakukan tipu daya kepada para pasien atau pengikut, sering kami mengajarkan mereka untuk konsentrasi dalam merasakan getaran-getaran GHAIB pada dirinya yang SEBENARNYA TIDAK ADA. Itu hanya sugesti dan perasaan mereka saja. Anehnya, terkadang mereka "mencari muka" kepada kami sehingga mereka menggerak-gerakan badannya dengan sangat intens bahkan kelihatan seperti orang KESURUPAN. SEMAKIN MEMBERONTAK MEREKA, SEMAKIN PERCAYA DIRI KAMI DIBUATNYA karena tipu daya kami ternyata dapat MEMBANGKITKAN sugesti mereka seakan-akan ada kekuatan lain didalam diri mereka. Sudah ribuan orang kami perdayai termasuk puluhan orang dari kalangan intelektual dan berpendidikan.
Oleh karena itu kami diperguruan terkadang tertawa geli menyaksikan pertunjukan tersebut yang diakibatkan oleh TERLALU percayanya mereka terhadap kami.
Contoh aktualnya: Seorang satpam, sebut saja bernama A, pernah datang kepada kami karena masalah pekerjaan. Ternyata si A ingin mendapatkan posisi yang bagus ditempat kerjanya yaitu sebagai ketua pengamanan seluruh pabrik. Karena kami TIDAK MEMPUNYAI ilmu yang bisa menaikkan pangkat seseorang, lalu kami BERKILAH dengan cara menawarkan amalan untuk membangkitkan Wibawa. Kami BERALASAN dengan cara membangkitkan wibawa, si A akan mendapatkan perhatian dari atasannya sehingga kesempatan untuk naik pangkat menjadi besar (Sebenarnya kamipun tidak mengetahui kekuatan amalan tersebut karena kami mendapatkannya dari beli diperguruan lain).
Setelah 2 minggu mengamalkan amalan yang kami berikan, si A datang lagi kepada kami dan dia mengatakan bahwa atasannya selalu memberi dia perhatian dan tanggung jawab yang lebih TAPI sang atasan belum menaikkan jabatan si A sebagai ketua/kepala pengamanan pabrik. Nah dari sini kami telah membangkitkan sugesti si A bahwa dia telah kelihatan lebih berwibawa sehingga tingkah lakunya berubah seakan-akan si A memiliki kekuatan yang membuat dirinya kelihatan berwibawa. Kamipun mentertawakan si A karena perubahan sifat dan penampilan itu cuma ima
jinasi atau hayalan si A karena terlalu percaya kepada kami.
Setelah sebulan, si A datang lagi kepada kami tapi
BELUM juga mendapatkan jabatan yang dia inginkan serta mengungkapkan bahwa dia baru saja ditegur oleh atasannya karena terlambat datang ke tempat kerja dan takut kalau atasannya tidak simpatik lagi kepadanya. Untuk mengalihkan kesan negatif atau rasa curiga si A terhadap kami, kamipun menyuruhnya sembahyang dan berdoa kepada Allah dan memberikan puluhan nasihat-nasihat seperti: "Allah tidak mengijinkan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut dan sebagainya"

Setelah pertemuan ketiga tersebut, si A tidak pernah lagi datang kepada kami.

(Nah begitulah trik-trik dan kemunafikan kami dan para tukang sihir kepada para pasien dan pengikutnya, silahkan buktikan!)

Peringatan: paranormal/dukun/bomo akan menyisipkan ajaran-ajaran ilmu sihir (meramal, menyembuhkan kesurupan, dongeng-dongeng kesaktian dll) kepada pengikutnya dalam mempelajari Al-Quran, karena mereka beranggapan bahwa mempelajari Al-Quran TIDAKLAH AKAN LAKU dikalangan orang-orang FRUSTASI tanpa ajaran-ajaran ilmu sihir tersebut.
Oleh karena itu Janganlah heran kalau para tukang sihir selalu mencampur adukan ajaran Agama dengan ajaran sihir untuk maksud-maksud KEDUNIAAN (komersial: uang dan kehormatan), bahkan dengan segala cara mereka berusaha menempatkan dirinya sebagai wali Allah untuk maksud-maksud PENGKULTUSAN.

Sebenarnya mereka (paranormal) telah menutup mata umat untuk mengetahui ayat-ayat dibawah ini:

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya." (An-Nisa': 48)

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (Az-Zumar : 65)

"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (Al-An'am : 88).
ANDA INGIN MASUK SYURGA?
JAUHI PARA KYAI DUKUN DAN PARANORMAL!!

"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan padanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seseorang penolongpun." (Al Maidah: 72).

Selasa, 03 Maret 2009

membongkar praktek dukun indonesia

saudaraku...
masyarakat kita sangat mudah sekali percaya dengan hal-hal yang ghaib. salah satu sebabnya adalah mereka belajar aqidah dari kyai yang su' (jahat).
mereka mengajarkan kebathilan dengan mengatasnamakan islam. nauduzubillah min hum.
anda ingin tahu foto-foto kedustaan praktek perdukunan yang mengatasnamakan islam.
silahkan klil: http://paranormalsakti.freehomepage.com/photo.html
semoga bermanfaat dan mohon sebarluaskan agar tidak bertambah kurban berjatuhan kedalam syirik...!
thanks jazakumulloh khoiron katsiron...!!

Selang Dua Hari, Misil AS Kembali Bunuh Warga Sipil Pakistan

BHAGAN (Arrahmah.com) - Sedikitnya 15 warga sipil kembali menjadi korban kebiadaban tentara kafir AS. Misil AS kembali menghantam wilayah suku di Pakistan, daerah yang berbatasan dengan Afghanistan.

Misil-misil tersebut seperti biasa, ditembakkan dari pesawat tak berawak milik teroris AS yang menghantam sekaligus menghancurkan sebuah bangunan di wilayah Bhagan, Senin (16/2).

Saksi mata mengatakan empat misil telah ditembakkan ke gedung tersebut.

Pejabat keamanan yang tidak ingin disebutkan namanya mengklaim bahwa gedung tersebut sering digunakan mujahidin Taliban.

Namun pada faktanya, mereka yang menjadi korban adalah warga sipil yang tidak memiliki senjata.

Tentara kafir AS dalam beberapa bulan terakhir meningkatkan kiriman misil ke wilayah pedalaman Pakistan ini. Dan mengakibatkan ratusan warga sipil kehilangan nyawa.

Walau Washington selalu mengelak yang menjadi korban dari serangan-serangan misil mereka adalah warga sipil, namun penduduk setempat tidak dapat dibohongi. Keluarga mereka, anak mereka, istri mereka lah yang menjadi korban kebiadaban AS.

Beberapa hari lalu, Sabtu (14/2), misil AS pun membunuh sedikitnya 32 warga sipil Pakistan.

Serangan misil hari ini, hanya berjarak sekitar 100 Km dari Ibukota Afghan, Kabul.

Setelah ratusan warganya menjadi korban, penguasa munafik Pakistan tidak mampu melakukan apapun untuk meminta pertanggungjawaban AS. Mereka bahkan mendukung operasi militer AS dalam kebijakan yang mereka sebut sebagai "perang melawan teror". Sungguh penguasa yang bodoh! (Hanin Mazaya/arrahmah.com)

URGENSI WAKTU & SENI MEMENEJNYA

Seorang ahli hikmah bertutur:

”apabila suatu hari kulewati, sementara tiada suatu hal bermanfaat yang kuperbuat untuk bekal akhiratku, dan tidak pula suatu ilmupun yang dapat kutimba, maka hari itu bukan termasuk umurku, umurku terbuang sia-sia”
Waktu Adalah Nikmat Yang Agung


Allah swt banyak bersumpah dengan waktu. Tidak lain karena keagungan nikmat waktu dan begitu urgennya dalam kehidupan ummat manusia. Allah swt bersumpah dengan waktu dhuha, waktu malam, siang[1] dan bahkan dengan waktu itu sendir; “Demi masa” [2].

Rasulullah saw melarang kita mencaci waktu. Karena waktu adalah hamba Allah swt yang senantiasa tunduk dan berserah diri kepada-Nya. Atas perintah-Nya dia berlalu dan melaju bagaikan badai tanpa ada yang sanggup menghentikannya, kecuali Allah swt Yang Maha Perkasa. Rasulullah saw bersabda:



نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: اَلصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua nikmat yang kebanyakan manu-sia tertipu darinya, yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang” (HR. al-Bukhariy)



Waktu Adalah Umur dan Kesempatan



Keberadaan kita dalam waktu adalah bagaikan ruang yang membatasi. Tanpanya kita benar-benar tiada. Allah swt adalah Dzat yang selalu mendatangkan waktu silih berganti, sehingga hari kemarin tidak akan dapat kita jumpai lagi. Bahkan sedetik waktu yang telah berlalu, terlalu jauh kebanding setahun yang akan datang. Karena setiap yang akan datang pastilah dekat.



Orang yang bertanggungjawab hanyalah orang yang menghargai waktu-waktunya. Adapun mereka yanng menyia-nyiakannya, maka ia pasti akan menuai kerugian besar.



Yang bisa dilakukannya hanyalah menerima tanggung saja!! Ia hidup dalam keadaan mati, meskipun ia berjalan di muka bumi, masih merah warna darahnya dan masih berdetak jantungnya. Inilah makna yang tersirat dari ucapan orang-orang kafir ketika mereka ditanya:

”Berapa tahunkah lamanya engkau tinggal di bumi? Mereka menjawab: Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari”[3]

Jawaban ini menunjukkan bahwa seakan-akan mereka hidup hanya sehari atau setengah hari saja. Padahal sebenarnya di antara mereka ada yang hidup selama 60 (enam puluh) tahun, ada yang hingga 80 (delapan puluh) tahun dan bahkan ada yang hingga 100 (seratus tahun) atau bahkan lebih.



Namun mereka tidak memahami arti umur, serta tidak mampu menguasai dan mengisinya, sehingga merasa bahwa perjalanan hidupnya di dunia serasa begitu singkat, mengingat mereka tidak mengetahui masalah akhirat. Mereka hanya mengonsentrasikan pada masalah keduniawian belaka. Waktu-waktu yang dilaluinya berisi kesia-siaan semata.



Waktu adalah kesempatan untuk berbuat baik dan berbekal di hari kemudian. Ketika maut (kematian) menjemput, maka saat itulah hilang sudah kesempatan kita.



Yang tersisa hanyalah kenangan atau penyesalan. Tak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki ataupun menambah kebaikan. Hilangnya kesempatan bagi orang lain merupakan pelajaran berharga bagi setiap orang yang takut kepada Allah swt dan hari pembalasan. Sehingga seusai menceritakan adzab yang membinasakan Fir’aun, maka Allah swt berfirman:

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِمَنْ يَخْشَى


“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut” [QS. an-Na’zi’at (79): 26]
Menejemen Waktu

Tugas dan kewajiban kita sebagai manusia sangat banyak, sedang waktu sangatlah membatasi ruang gerak dan usaha kita. Dilihat dari sisi waktu dan kepentingannya, pekerjaan ada bermacam-macam jenis dan tingkatannya. Dari sini seorang mukmin harus memandang, memilih dan memilah berbagai pekerjaannya, dengan mengatur dan memenejnya, yaitu: dengan



1. Dahulukan yang wajib dari yang sunnah atau mubah.



Karena takwa terletak pada pekerjaan yang diwajibkan dan meninggalkan yang di haramkan, bukan pada pekerjaan yang sunnah. Disanalah letak terjadinya tuntutan dan pertanggungjawaban!! Jika seseorang melalaikan yang wajib, maka cacat atau bahkan batallah ketakwaannya. Namun jika meninggalkan yang sunnah, maka tidaklah merubah ketakwaannya.



Amalan mandāb (sunnah) adalah penjaga dan pemelihara yang wajib. Lantas apa pedulinya kita bayar satpam tanpa ada yang dijaga??!! Amalan sunnah adalah penambal amalan wajib dari ketidaksempurnaan, lantas apa gunanya menambal ban sedang yang ditambal tidak ada?? Tentunya hanya bertepuk sebelah tangan!! Allah swt lebih cinta terhadap amalan wajib dari yang lainnya. Allah swt berfirman dalam hadits qudsi tentang amalan para wali-Nya:



“Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada apa yang telah aku wajibkan kepadanya”.



Baru setelah itu Allah swt lanjutkan dengan amalan sunnah, dalam firman-Nya:

“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya” (HR. al-Bukhariy)



Sebagai contoh adalah ketika iqamah telah dikumandangkan, maka janganlah memulai ataupun meneruskan shalat sunnat (jika masih sisa satu ruku’ atau lebih). Jangan mengutamakan shalat tahajjud jika malah tidak akan sanggup bangun pagi untuk shalat shubuh!



2. Dahulukan yang fardhu ‘ain dari yang fardhu kifayah.



Kadang dua atau tiga amalan fardu berbenturan dalam satu waktu dan tidak ada kemungkinan sama sekali untuk melakukannya secara bersamaan. Maka jika di antara sekian fardhu itu ada yang fardu ‘ain, tidak ada pilihan lain kecuali mengutamakan yang fardu ‘ain. Karena yang fardu kifayah akan gugur dengan sendirinya jika ada orang yang mengerjakannya. Sedang yang fardu ‘ain, tidak akan ada yang mengerjakannya kecuali kita sendiri.



Contohnya adalah seorang menejer tidak boleh sibuk mengerjakan pekerjaan para stafnya sedang ia punya pekerjaan meeting atau planing program yang tidak dapat diwakilkan. Jika anda seorang dosen, maka menyiapkan materi pembelajaran harus didahulukan dari pada membantu cleaning servis. Maka pekerjaan yang tidak dapat diwakilkan harus dikerjakan sendiri dan diutamakan dari pada yang bisa diwakilkan. Dan yang sekiranya bisa diwakilkan mintalah orang lain untuk menggantikannya.



3. Dahulukan wajib mudhayyaq (sempit waktu) dari yang muwassa’ (lapang atau longgar).

Ada kewajiban yang sifatnya longgar, sehingga bisa diulur barang sejenak atau bahkan di lain waktu. Adapula kewajiban yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Maka inilah yang harus didahulukan.

Misalnya saat laporan tahunan sebuah institusi harus segera diselesaikan dan tidak dapat ditunda karena lembaga tersebut memang sudah berjalan hingga penghujung tahunnya. Maka laporan inilah yang harus diprioritaskan dari kewajiban lainnya. Bukankah ketika waktu ashar telah hampir usai, sedang kita belum shalat ashar, maka shalat ashar itulah kewajiban yang paling utama dibanding yang lainnya?



4. dahulukan yang paling utama dari yang utama.



Setiap kita ingin mengejar keutamaan, namun keutamaan itu bermacam-macam dan bertingkat-tingkat. Sedang waktu , kesempatan dan kemampuan kita amat sangat terbatas. Memilih pekerjaan yang paling utama merupakan efisiensi waktu, sekaligus merupakan suatu kemampuan untuk mendapatkan keberuntungan yang lebih besar.

Oleh karena itu, maka Rasulullah saw memprioritasakan dakwah tauhid dari pada yang lainnya; seperti persaudaraan, memulyakan tamu, menyantuni anak yatim, fakir miskin dan lainnya, namun bukan berarti beliau mengabaikannya sama sekali.



5. mulailah dari yang termudah.



Dalam mengerjakan sesuatu hendaknya kita memulai dari perkara yang paling mudah, kemudian yang mudah, yang agak sulit baru kemudian yang sulit dan seterusnya. Hal ini merupakan fitrah manusia. Anak kecil, dia hanya belajar berjalan dan mengucapkan kata-kata yang sederhana saja, tak lebih dari itu. Lain halnya kalau kita memperhatikan apa yang dikerjakan oleh bapak dan ibu si bayi.

Singkatnya, kalau di permulaan kita sudah dihadapkan pada permasalahan yang pelik, maka bukan keberhasilan yang akan kita peroleh, namun rasa enggan dan pesimislah yang akan menghantui.

Rasulullah saw apabila disodorkan kepada beliau dua perkara, maka beliau pasti memilih yang termudah di antara keduanya, asalkan bukan merupakan dosa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya uslub tadarruj (bertahap dan perlahan) dalam segala sesuatu, yaitu berangsur-angsur dan tidak tergesa-gesa dalam mengerjakannya.



6. Selesaikan pekerjaan hari ini dan jangan ditunda.



Dengan menunda-nunda , maka pekerjaan akan semakin menumpuk di hadapan kita dan akan semakin berat mengerjakannya. Kalau sudah demikian, kita akan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan curahan fikiran dan tenaga yang tidak optimal sehingga hasilnyapun tidak akan maksimal. Menunda-nunda pekerjaan adalah jalan syetan yang diperuntukkan bagi pelamar kegagalan.



Sedangkan orang yang sukses adalah orang yang disibukkan dengan perlombaan yang maha dasyat, yaitu perlombaan yang memerlukan kesungguhan, ketekunan serta kecepatan dan ketepatan dalam berpikir dan bertindak. Perlombaan yang menentukan antara bahagia dan sengsara, mulia dan hina, syurga dan neraka.



Bersegera bukan berarti tergesa-gesa, karena bersegera adalah kecepatan dalam merespon sesuatu dibarengi dengan perhitungan yang matang dan kesabaran yang sempurna untuk menunggu hasil yang diharapkan. Sedangkan tergesa-gesa adalah suatu tindakan tanpa perhitungan yang didasari oleh ketidakmampuan untuk bersabar dalam menunggu hasil. Orang yang tergesa-gesa untuk memperoleh sesuatu yang belum waktunya, maka ia tidak akan mendapatkannya sama sekali.



7. Belajarlah dari kegagalan masa lalu.



Seorang yang bijak tidak akan terperosok ke dalam lubang yang sama. jadikanlah kegagalan di masa lalu sebagai batu loncatan untuk menuju ke masa depan yang lebih baik. Karena hampir semua manusia tidak lepas dari kegagalan ketika menempuh sesuatu di masa lalunya, namun jangan sampai kesalahan yang sama yang menjadi sebab terjadinya kegagalan di masa lalu terulang kembali.



8. jangan bernostalgia dengan kegagalan masa lalu.



Larut dalam kesedihan atas hal-hal yang telah terjadi di masa lalu yang tidak mungkin untuk diputar ulang kembali, hanya akan menambah kepedihan, kegundahan dan penyesalan yang berkepanjangan, yang hanya akan mewariskan kemalasan. Hingga pada gilirannya akan menghantarkan kepada kedunguan dan bahkan kegilaan (stress).



9. jangan memikul beban yang belum sampai waktunya.



Kekhawatiran luar biasa terhadap segala apa yang akan terjadi di masa depan akan menjadi penghambat perubahan ke arah yang lebih baik di masa depan, serta akan mengubur potensi dan rasa percaya diri. Sadarlah, bahwa yang kita punyai hanyalah hari ini. Kemarin telah pergi jauh dan tak akan kembali lagi.

Sedang hari esok, siapa yang menjamin kita masih akan hidup?? Hari esok masih terlalu ghaib, lantas apa pedulinya kita harus merasa bersalah, susah, gelisah, dan terbebani dengan sesuatu yang belum ada wujudnya?

Ketika anda mengerjakan soal nomor 25, maka kerjakanlah soal itu dengan sepenuh hati. Jangan anda pikirkan soal-soal nomor 26 sampai yang ke 100, belum saatnya. Begitu pula dengan soal nomor 1 hingga 24, telah berlalu. Jangan semua menjadi beban anda pada saat menghadapi soal nomor 25!



10. adakan perubahan ke arah yang lebih baik, jangan canggung.



Di antara indikasi hidupnya hati dan adanya kebaikan di dalamnya, adalah dwengan senantiasa terdetik dalam diri untuk bisa mewujudkan yang lebih baik dan lebih baik lagi. Namun semuanya tidak sekedar dipikir dan diangan-angankan saja, melainkan harus segera melangkah. Ya, melangkah dari sesuatu yang baik menuju kepada yang lebih baik, dari yang utama menuju yang lebih utama serta dari yang sempurna menuju yang lebih sempurna lagi.

Rasulullah saw mengajari ummatnya tentang 2 (dua) perkara yang dapat menghantarkan kepada kesuksesan dan bahkan kemenangan; yaitu berupaya keras dalam mewujudkan hal-hal yang bermanfaat seraya memohon pertolongan kepada Allah swt, tidak tunduk mengalah kepada sikap lemah yang tidak lain adalah sikap malas yang membahayakan, dan pasrah kepada Allah swt atas hal-hal yang memang sudah menjadi ketentuan dari-Nya.



11. Belajarlah untuk lebih terfokus pada suatu pekerjaan.



Menkonsentrasikan diri untuk menangani suatu pekerjaan akan lebih mengoptimalkan curahan pikiran dan tenaga sehingga hasilnyapun dapat lebih maksimal. Umur dan kemampuan yang terbatas, apabila digunakan untuk banyak hal apalagi pada waktu bersamaan, maka hanya akan setengah-setengah. Ingatlah, bahwa Allah swt mencintai pekerjaan yang ditekuni, dan sekali-kali Dia tidak menjadikan dalam diri seseorang dua hati sekaligus.

Pada zaman sekarang adalah zaman spesialisasi, maka yang dicari adalah yang benar-benar mumpuni dalam bidangnya. Dokter yang setengah-setengah, maka dia tidak akan mendapatkan pasien. (TimHasmi.org)

[1] Lihat: QS. adh-Dhuhā: 1-2 dan al-Layl: 1-2.

[2] Lihat: QS. al-‘Ashr: 1.

[3] Lihat: QS. al-Mu’minūn: 112-113.

Anugerah Tsabāt Membawa Kemuliaan

Khabbab bin al-Art Radhiallahu Anhu berkata: "Kami mengadu kepada Rasulullah saw saat beliau bersandar dengan burdah (selendang)nya di bawah naungan Ka`bah. Kami katakan kepada beliau: “Cobalah meminta pertolongan kepada Allah untuk kita! Cobalah berdoa kepada Allah untuk kita!”, maka beliau menjawab:

“Orang-orang sebelum kalian ada yang dipendam di dalam tanah, lalu diambilkan gergaji dan diletakkan di atas kepalanya, kemudian dibelahlah kepalanya menjadi dua bagian.

Akan tetapi semua itu tidak memalingkannya dari agama Allah. Ada pula yang daging tubuhnya disisir dengan sisir besi apa yang di bawah dagingnya yaitu tulang dan ototnya, akan tetapi hal itu tidak menghalanginya dari agama Allah.

Demi Allah urusan (tegaknya agama ini) akan disempurnakan Allah sampai-sampai seo-rang pengendara berjalan dari Shan`a hingga Hadramaut ia tidak merasa takut ke-cuali kepada Allah, atau kepada serigala atas kambing-kambingnya. Akan tetapi ka-lian terlalu tergesa-gesa” (HR. al-Bukhāriy No. 3852)

Saudaraku kaum muslimin!

Pengabdian kita kepada Allah swt, ketaatan kita yang total kepada-Nya dan jalan da`wah untuk memperju-angkannya adalah jalan yang penuh kerikil dan duri serta berbagai ujian yang tiada henti. Bahkan semua jalan itu dipenuhi oleh berbagai rintangan, halangan dan perjalanan panjang yang tiada henti kecuali berakhir dengan ke-matian yang pasti.

Allah swt mengingatkan:

“Dan beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kepadamu kematian yang pasti” [QS. al-Hijr (15]: 99]

Karena itu, semuanya membutuh-kan tsabāt dalam menempuh dan me-ngokohkannya, sekalipun panjang waktu yang dibutuhkannya. Semua itu membutuhkan tsabāt pula dalam menghadapi rintangan dan halangan-nya, sebanyak apapun adanya.

Saudaraku kaum muslimin!

Kedudukan kita di sisi Allah swt tergantung akhir perjalanan kita da-lam menjalani kehidupan. Kemulaan kita bukan hanya dipandang saat kita lurus di awal perjalanan, atau mung-kin hingga pertengahan, padahal se-telah itu berakhir dengan kehinaan, atau mundur ke belakang hingga me-ninggalkan kebenaran. Na’ūdzu billah.

Karena itu, Allah swt memberikan arahan kepada kaum mu`minin untuk tetap tsabā , sampai kematian datang menghadap.

Allah swt berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, ber-taqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah se-kali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” [QS. Āli ‘Imrān (3): 102]
Kita banyak melihat sebagian da`i yang mengalami futūr (patah arang), lelah dan mundur dari medan da`wah, setelah sebelumnya terlihat begitu ber-gairah, semangat dan antusias dalam menyebarkan kebenaran da`wah Ahlus Sunnah wal Jama`ah. Inilah rahasia mengapa Rasulullah saw mengajarkan kita untuk banyak berdo`a:

(( أَللهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ ))

“Ya Allah, Dzat Yang Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati-hati kami di atas agama-Mu” (HR. at-Tirmidziy 2066)

Maraknya beragam fitnah, dahsyat-nya tekanan dan rintangan yang meng-hadang kaum muslimin dalam men-jalankan diennya secara kāffah (totali-tas), semakin memberikan indikasi ke-pada kita tentang pentingnya saling berwasiat untuk tsabāt.

Busuknya makar musuh yang me-nikam jiwa-jiwa kaum muslimin guna menjadikan mereka insan-insan kufur, dari tekanan militer hingga penyebaran ide pluralisme, semakin nyata terlihat dalam realitas. Kebodohan yang mera-jalela di kalangan ummat terhadap ke-benaran dan kesempurnaan Islam, dari mulai tingkat tokoh agama hingga le-vel rakyat jelata, semakin marak tiada tara.

Penyebaran berbagai bentuk ke-syirikan, kekufuran, kebid`ahan dan kemaksiatan, baik dalam skala nasio-nal maupun internasional, di tingkat masyarakat maupun individual sema-kin mengakar dalam budaya. Harus-kah kita diam? Dan haruskah kita bung-kam seribu bahasa?

Saat fitnah menerjang dengan ga-rang, Rasulullah saw selalu memberi-kan pesan kepada para shahabat dan pendukungnya yang loyal:

(( يَا عِبَادَ اللهِ أُثْبُتُوا ))

“Wahai hamba-hamba Allah, teguhlah kalian!” (HR. Ibnu Mājah 4075 dan disha-hihkan al-Albāniy dalam Shahīh Ibnu Mājah)

Saudaraku kaum muslimin!

Tsabātlah dalam mengamalkan se-luruh perintah Allah swt dan Rasul-Nya saw, walaupun kita akan diang-gap asing dibuatnya. Tsabātlah dalam meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah swt dan Rasul-Nya saw, walau-pun semua masyarakat melanggarnya. Tsabātlah dalam perilaku akhlak yang mulia, walaupun mungkin menuai kecaman dan cacian berluka. Tsabāt-lah dalam menerima semua ujian dan cobaan di saat kebenaran ditegakkan, walaupun terasa menyakitkan dan menyesakkan.

Terlalu banyak anugerah Allah swt yang yang diberikan kepada orang-orang beriman yang tsabāt dalam al-haqq. Setidaknya 2 (dua) anugerah ini saja yang Allah swt berikan kepada me-reka yang tsabāt, maka hal ini sudah cukup bagi kita untuk mengetahui be-gitu besarnya ni`mat dari-Nya, yaitu:

1. Meraih Kemenangan.

Anugerah tsabāt akan menghantar-kan kaum muslimin menggapai keme-nangan yang dijanjikan Allah swt, se-buah daulah sunniyyah yang penuh ke-adilan dan kemakmuran, sebuah khi-lāfah ‘ala minhāj nubuwwah yang penuh kemuliaan.

“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum da-tang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) se-hingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bi-lakah datangnya pertolongan Allah”. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” [QS. al-Baqa-rah (2) : 214]

Pertanyaan mereka “Bilakah datang-nya pertolongan Allah” menggambarkan besarnya ujian yang menggoncangkan jiwa-jiwa mulia mereka. Ujian dahsyat yang sulit digambarkan, hingga lisan-lisan merekapun mengais pertanyaan yang penuh harapan yang dinantikan “Bilakah datangnya pertolongan Allah”.

Manakala hati-hati mereka tetap tsabāt dalam menghadapi berbagai rin-tangan dan halangan, saat itulah kali-mat Allah swt akan disempurnakan, dengan datangnya pertolongan ke-pada mereka.

Sebuah janji yang disimpan untuk siapa saja yang berhak menyandang. Tidak ada yang berhak menyandang-nya kecuali mereka yang tsabāt hingga akhir perjalanan. Mereka yang tsabāt saat menghadapi bencana, kesengsa-raan serta goncangan dengan beragam cobaan. Mereka yang teguh di hada-pan berbagai ujian, tak merundukkan kepala saat angin topan menerjang. Mereka memiliki keyakinan (bahwa) tidak mungkin ada pertolongan kecu-ali pertolongan dari Allah swt.

2. Memasuki Jannah penuh Keni`-matan.

Tujuan hakiki manusia adalah me-masuki jannah yang penuh nikmat. Saat itulah kebahagiaan hakiki pasti diraih, kesenangan nyata pasti terwu-jud, keindahan terlezat pasti didapat. Tak ada penyesalan, tak ada kesia-siaan, tak ada kepincangan dan tak ada kekurangan.

Semua itu sudah dijanjikan oleh Allah swt Yang Maha mulia untuk kaum beriman yang menjual diri dan harta di jalan-Nya.

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh.

(Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur’an. Dan siapa-kah yang lebih menepati janjinya (se-lain) daripada Allah? Maka bergembi-ralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar” [QS. at-Tawbah (9): 111]

Kemenangan besar apakah yang akan diraih oleh-orang yang beriman saat mereka tsabāt hingga akhir perja-lanan? Allah swt menjelaskan:

“Hai orang-orang yang beriman, suka-kah kalian Aku tunjukkan suatu per-niagaan yang dapat menyelamatkan kalian dari azab yang pedih? (yaitu) kalian beriman kepada Allah dan Ra-sul-Nya dan berjihad di jalan Allah de-ngan harta dan jiwa kalian, itulah yang lebih baik bagi kalian jika kalian menge-tahuinya, niscaya Allah akan mengam-puni dosa-dosalian dan memasukkan kalian ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (me-masukkan kalian) ke tempat tinggal yang baik di surga ‘Adn.

Itulah kebe-runtungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia lain yang kalian sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya).Dan sampai-kanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman” [QS. ash-Shaff (61): 10-13]

Hanya dengan beriman dan berju-ang di jalan Allah swt, dengan seluruh harta dan jiwa, kita akan meraih keme-nangan dan surga yang penuh kenik-matan. Renungkan dan amalkanlah! Allah swtpasti tidak akan menyalahi janji-Nya. (timHamsi)

Pejabat Somalia Melarikan Diri ke Etiopia

SOMALIA (Arrahmah.com) - Pejabat pemerintahan Somalia yang berada di distrik El-Barde selama dua hari sebelumnya melintasi perbatasan Somalia untuk melarikan diri ke Etiopia pada Minggu (1/3).

Menurut laporan, pejabat yang melarikan diri itu adalah pegawai administratif wilayah Bay dan Bakol. Dua wilayah itu telah dikuasai oleh Gerakan Islam Al-Shabab.

Al-Shabab mengambil alih kontrol atas kedua wilayah itu setelah tentara Etiopia diusir dari Somalia dan mengakibatkan para pejabat pemerintah di sana mengungsi ke Dolow Etiopia dan Hudur. Baru minggu kemarin angkatan perang Al-shabab menyingkirkan administrasi daerah Baidoa.

Baidoa merupakan basis Pemerintah Federal transisional Somalia yang sebelumnya mengalami pertempuran sengit wilayah Hudur. Dan hari Minggu (1/3), mereka kembali meninggalkan distrik tersebut karena takut diserang al-Shabab.(Althaf/arrahmah)

Syaikh Abi Salman Hassan Hussayn Adam: Pesan Pentingnya Jihad Melawan Pemerintahan Baru Somalia

Arrahmah.com) - Bangsa Somalia telah memasuki kondisi yang sangat serius dan bertambah parah hari-hari belakangan ini. Kali ini, bangsa Somalia dipimpin oleh para Islamis yang mengatasnamakan perdamaian nasional dan menyelamatkan bangsa dari krisis.

Hal itu menjadi kewajiban kaum intelektual untuk memberikan masukan. Berdasarkan ini, kami akan mengamati faksi Djibuti yang bersekutu dengan pemerintah orang murtad dan berbagai peristiwa yang mengatasnamakan syariah. Alasannya, berdasarkan besar dan lamanya kengerian yang terjadi, saya tidak menemukan seorangpun yang memeriksa kasus, memahaminya, menganalisanya dari perspektif syariah, dan memperlihatkan kebenaran melalui bukti yang jelas. Tidak melalui artikel pers yang hanya menyesatkan bangsa selama ini.

Kekalahan dan kepatuhan muncul dalam dua tipe; yang pertama adalah kekalahan intelektual; yang lainnya adalah kekalahan politik. Tipe kekalahan yang paling serius yang secara moral mempengaruhi masyarakat adalah kekalahan psikologis, yang menghilangkan dan mengabaikan prinsip dasar sebuah masyarakat yang sudah melakukan apapun untuk membelanya. Seperti kekalahan militer, suatu saat anda memenangkan pertempuran dan suatu saat anda kalah; ini adalah sifat konflik, pada perang nabi dan kaum Muslimin sekalipun. Kekalahan kaum muslimin dalam pertempuran militer tidak mempermalukan, tetapi ada beberapa jenis 'serangan tak henti-hentinya' yang membuat mereka melepaskan agama dan hak-hak pokok mereka.

Bukan sebuah kejutan bahwa yang mujahidin mungkin dikalahkan dengan angkatan perang militer sangat besar karena perbedaan di jumlah personalia militer dan perlengkapannya, tetapi kami tidak menemukan pembenaran meninggalkan jihad, keikhlasan serta penolakan terhadap prinsip-prinsip yang tegas. Saya tidak heran bahwa faksi Djibuti sudah melepaskan Aliansi Asmara dan prinsip fundamental Islamnya.

Sudah menjadi nyata bagi orang-orang Somalia, khususnya melalui beberapa bukti, bahwa pemerintah Abdullah Yusuf sebelumnya adalah pemerintahan boneka orang murtad.
Sekarang, izinkan saya menyatakan sikap saya mengenai pemerintah baru yang diakui secara internasional oleh wartawan, sekalipun pemerintahan tersebut adalah pemerintahan tiran.

Biarlah kami mengasumsikan bahwa pemerintah ini Islami, tetapi tidak sah karena kurangnya pemahamannya mengenai imamah. Setiap orang Somalia tahu bahwa Sharif Shaykh Ahmad adalah kepala pemerintah yang dipilih oleh pemerintah orang murtad dan dihasut oleh PBB yang 'ateis' dan anggota baru parlemennya. Tak ada presiden satu negara pun bisa bangun dengan cara ini, sekalipun dia dan rakyatnya tidak bersalah.

Ada tiga cara yang sah untuk menjadi imam bagi orang Sunni.

Pertama, penunjukan imam oleh orang berpengaruh (orang Muslim dewasa pria yang baligh, merdeka, adil, dan tahu banyak, mempunyai pendapat yang bijaksana).

Kedua, pengangkatan lewat metode khalifah dan bai'at. Apakah presiden kita diangkat melalui bai'at dan pengangkatan oleh mantan khalifah kaum muslimin sebelumnya? Tiap orang mengetahui jawaban ini.

Ketiga, metode tekanan dan dominasi, yang tidak adalah metode sah Sunnis, tetapi diakui ketika benar-benar diperlukan dan untuk menghentikan pertumpahan darah. Metode ini menyatakan bahwa imamahnya adalah orang mendominasi banyak orang, menduduki takhta lewat dominasi, dan memimpin mereka sesuai dengan al Quran dan Sunnah Nabi.

Pertama, apakah Sharif Shaykh Ahmad adalah seorang penguasa dominan yang menekan rakyat subyek dan negaranya agar dia bisa ditaati dan diakui sesuai kitab (al Quran) dan Sunnah, atau sebaliknya? Dia terpaksa dan ditekan. Pemerintah ini bukanlah pemerintah legal yang harus diakui dan ditaati oleh orang Somalia seperti imam berdasarkan peraturan orang Sunni yang berasal dari Quran, Sunnah Rasul, dan ijma' sahabat.

Kedua, saya tidak ragu-ragu bahwa adalah pemerintah orang murtad kali ini seperti pendahulunya. Seorang Muslim yang mempunyai pengetahuan agama tahu bahwa pemerintah Sharif dan kelompoknya adalah pemerintah orang murtad seperti pemerintah Abdullahi Yusuf dan Ali Muhammad Gedi. Buktinya sudah saya katakan sebelumnya.

Kesimpulannya, saya tidak ragu, dan seharusnya kaum muslimin pun, khususnya kaum intelektual, tidak menyangsikan bahwa pemerintah baru ini adalah pemerintah orang murtad jika tidak bertobat kepada Allah dengan benar. Sebelum itu, kaum Muslimin secara umum, dan orang Somalia khususnya, harus mengadakan jihad melawan pemerintah seperti ini seperti yang dilakukan melawan pendahulunya. Para mujahidin Somalia tidak boleh tergoda oleh pesan politik janggal atau slogan-slogan yang kurang cerdas. Mereka sebaiknya hanya mengandalkan Allah dan melanjutkan jihad untuk menjaga Islam dan kaum Muslimin. Keberhasilan hanya atas izin Allah Yang Maha Kuasa.

Shaykh Abi Salman Hassan Hussayn Adam
(Semoga Allah senantiasa melindunginya)

Sejenak Bermuhāsabah!

Allah swt berfirman:



اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ



“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah…” [QS. az-Zumar (39): 23]

Itulah salah satu kedudukan agung yang dianugerahkan Allah swt kepada orang-orang beriman, yaitu kedudukan yang akan meninggikan dan melambungkan jiwa, hingga mereka mampu meninggalkan nafsu (syahwat) kemanusiaan (yang melalaikannya)nya.



Yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang karena menghadap langsung menemui Rabbnya dengan mentadabburi ayat-ayat-Nya, dengan penuh ketentraman dan pengagungan, sehingga ayat-ayat tersebut memenuhi relung-relung hati dan rongga-rongga persendian-nya, menundukkan kepala dan menyungkur-kan wajahnya ke permukaan tanah untuk tepekur dalam ibadah dan sujud, seraya bermu-nājāt kepada-Nya dengan penuh ketundukan dalam memohon pertolongan-Nya dan de-ngan meneteskan air matanya sebagai bentuk taubat dan penyesalan.



Tatkala dia membaca salah satu ayat al-Qur’an, maka ayat tersebut sanggup mengge-tarkan hatinya, menyucikan jiwanya, meru-bah tabiat dan perangainya, serta mendorong-nya untuk berkesinambungan dalam berbuat taat dan senantiasa siap menyongsong perin-tah-Nya.



Allah swt berfirman:



إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ



“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila di-bacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertam-bahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabbnyalah mereka bertawakkal” [QS. al-Anfāl (8): 2]



Maka, meskipun syahwat dan fitnah dunia dengan beragam jerat dan tipu-daya menye-rangnya, semuanya tidak akan sanggup me-lumpuhkannya, bahkan satu-persatu akan bertekuk lutut di bawah telapak kakinya, dan dalam tatapan tajam sorot matanya yang pe-nuh keagungan jiwa dan ketegaran hati.



Bahkan dia akan memalingkan mukanya tanpa pernah menengok sedikitpun seraya terus membasahi lisannya dengan puja-puji kepada-Nya. Ini adalah buah munājātnya kepada Rabb-nya, yang sanggup menumbuhkan kekuatan dan tekad membara. Hatinya adalah hati yang bersinar kemilau laksana kilauan intan, tiada satu fitnahpun yang sanggup mengeruhkan-nya, dalam menjalani roda kehidupan.

Rasulullah saw bersabda:



سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ، -ذَكَرَ مِنْهُمْ- وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهٌ مِنَ الدَّمْعِ



“Ada tujuh orang atau golongan yang akan memperoleh naungan Allah pada saat dimana tidak ada naungan yang dapat dijadikan tem-pat berteduh, -di antaranya- adalah seseorang yang berdzikir kepada Allah di keheningan malam dengan berurai air mata” [HR. al-Bu-khāri dalam Kitāb al-Adzān Bāb Man Jalasa Yantazhiru ash-Shalāh (2/715) No. 660, dan Muslim dalam Kitāb az-Zakāh Bab Fadhl Ikhfā’ ash-Shadaqah (2/715) No. 1031]



عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمُ النَّارُ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ، وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيْلِ اللهِ



“Ada dua mata (orang) yang tidak akan pernah terjilat oleh api neraka, yaitu mata seseorang yang berurai air mata karena takut kepada Allah, dan mata seseorang yang dipergunakan untuk berjaga malam saat berjuang di jalan Allah” [HR. at-Tirmidziy dalam Kitāb Fadhā’il al-Jihād Bāb Mā Jā’a fi Fadhl al-Haras (4/175) No. 1639]



Subhānallah...! Alangkah agung kedudukan-nya! Alangkah mulia sifatnya! Dan hal ini tiada lain merupakan wujud kedalaman iman dan kesucian hatinya!



Sesungguhnya kesensitifan dan ketenteraman hati, serta ketundukan dan pengagungan hanya kepada Rabbnya merupakan kedudukan tertinggi yang dianugerahkan kepada orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang tidak akan pernah terpengaruh oleh kepedihan dan kekerdilan jiwa orang-orang bodoh.



Dengan kondisi hati yang jujur, membara serta senantiasa disinari cahaya ilmu dan iman sebagaimana gambaran di atas, para shahabatpun sanggup memporak-porandakan benteng yang kokoh, maju bertempur dengan gagah berani tanpa gentar, menaklukan penjuru dunia, dan meninggikan panji tauhid, hingga singgasana Kisra dan Qaishar bertekuk lutut dalam dalam genggaman tangan mereka.



Alangkah berharapnya ummat ini akan datangnya seorang ‘alim Rabbani, yaitu seo-rang ‘alim yang ketika mendengar satu ayat al-Qur’an, maka hatinya tergetar, kedua matanya berurai air mata, merenungi kandung-annya dan konsekuen dengan segala tuntutannya.

Dan bukan sebaliknya, dia biarkan ayat tersebut berlalu begitu saja karena ingin mendengar ayat yang lainnya, baik karena hawa nafsu pribadinya atau karena ketidak-teguhannya.



Alangkah berharapnya ummat ini akan datangnya seorang da’i yang mau bekerja ke-ras dalam mendidik, menyampaikan da’wah dan dalam mentarbiyyah. ampai-sampai, meskipun keheningan malam mulai merayap dan kelopak mata mulai meredup, namun dia tetap bersemangat dalam bermunājāt ke-pada-Nya, tafakkur menghadap-Nya seraya menengadahkan tangan ketundukan dan pengagungan kepada-Nya, serta memohon kepada-Nya akan datangnya pertolongan dan kemenangan, dengan diiringi derai air mata dan rintihan permohonan.



Dan alangkah berharapnya kita semua untuk dapat menitikkan air mata kejujuran yang dilandasi oleh kejujuran dan keteguhan iman, serta dilandasi keagungan jiwa untuk mengalahkan hawa nafsu. Hanya kepada Allah swt saja kita mengaduhkan segala kelemahan, kekerdilan jiwa dan kekotoran hati kita, ka-rena sesungguhnya:

إِذَا قَسَا الْقَلْبُ قَحَطَتِ الْعَيْنُ

“Apabila hati telah kotor dan keruh (karena dosa), maka air matapun menjadi kering (tidak bisa menangis)” (Renungan dari Ibnu al-Qay-yim dalam al-Fawā'id hal. 111)



Rasulullah saw bersabda:

لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ: لَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا، وَلَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً

“Seandainya kalian memahami apa yang telah kupahami (dengan pasti), niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit sekali untuk ter-tawa” [HR. al-Bukhāriy dalam Kitāb al-Raqā-’iq Bāb Law Ta’lamūna Mā A’lamu (11/319) No. 6485]

Jumat, 27 Februari 2009

FILm dan Video Jihad Terlengkap silahkan download

situs mujahidin yang bertujuan menyebarkan aksi mereka kepada dunia, membongkar kebohongan tentara-tentara syetan. anda bisa menikmati video tersebut.
semoga anda sekalian terbuka dan sadar hatinya bahwa musuh-musuh Allah adalah musuh kita
mereka akan membunuh dan menghabisi umat islam.
http://www.jarchive.info
semoga bermanfaat.
hidup mulia dengan islam, atau mati dengan syahid. Allahu akbar..!!!!
penggal bush, dan obama, WAHAI mujahid!!. maju terus pantang mundur
semoga mulutmu merot wahai orang2 JIL..!!!

PWNU dan MUI Jawa Timur Anggap Syirik Berobat ke Dukun Ponari

Ketua Rois Syuriah PWNU Jawa Timur mengatakan, pengobatan dukun Ponari adalah bentuk kesyirikan yang diharamkan!. Ketua Rois Syuriah PWNU Jawa Timur, KH. Miftahul Akhyar sangat menyayangkan banyak warga masyarakat yang masih berduyun-duyung mendatangi dukun Ponari asal Jombang Jawa Timur. Ia menilai, perilaku masyarakat seperti ini sebagai tanda banyaknya aqidah umat yang lemah.

"Masyarakat masih banyak yang lemah akidahnya. Cepat nggumunan (kagum, red) melihat hal-hal yang aneh atau ganjil," katanya kepada www.hidayatullah.com.

Selain itu, Akhyar juga mengatakan fenomena ini terjadi akibat mahalnya biaya pengobatan bagi rakyat miskin. Menurutnya, rakyat miskin kerap kali tidak diorangkan ketika berobat kerumah sakit. Oleh karena itu, mereka memilih pengobatan yang murah. Seharusya fenomena ini menjadi bahan kritik bagi pemerintah agar bisa memberi pelayanan kesehatan yang terbaik.

Meski demikian, Akhyar tetap tidak membenarkan masyarakat yang berobat ke Ponari bukan kepada Allah.

"Jika akidahnya lemah, bisa mengakibatkan syirik," tuturnya.

Menurut Akhyar, berikhtiyar bisa menggunakan apa saja dan kepada siapa saja. Namun harus yang rasional. Menurut Akhyar, secara fikih, memang boleh berobat kepada siapa saja, asal memiliki standar atau kepantasan. Dan lebih-lebih harus yakin bahwa Allah yang menyembuhkan.

Sedangkan Ponari adalah anak kecil dan belum memiliki kapasitas untuk mengobati. Apalagi, banyak orang meyakini, perantara batu itu yang menyembuhkan.

Akhyar takut masyarakat akan beranggapan bahwa batu Ponarilah yang bisa menyembuhkan penyakit. Hal itulah yang bisa mengakibatkan terjerumus dalam kesyirikan, yang merupakan dosa paling tidak diampuni oleh Allah.

Terkait sugesti dalam penyembuhan melalui batu Ponari, Akhyar juga mengatakan haram. Menurutnya, sugesti kepada batu Ponari tidak bisa diterima. Kecuali jika sugesti dengan hal-hal yang dibenarkan oleh agama. Ia menyebut, sugesti dengan air yang telah dibacakan surat al-Fatihah oleh seorang Kiai atau ulama, maka hal itu bisa dibenarkan. Tapi tetap kesembuhan harus dinisbatkan pada Allah, bukan pada batu atau air yang bersangkutan.

Senada dengan Miftakhul Akhyar, Ketua MUI Jawa Timur, KH Abdussomad Bukhori mengatakan, fenomena Ponari semakin menunjukkan masih banyaknya akidah umat Islam yang lemah. Karena itu, MUI akan mendesak berbagai pihak mengembalikan dan membentengi tauhid umat agar tak terus terjerumus pada kesyirikan. [teamFajriFm.com/hidayatullah.com]
tambahan:
" Siapa Yang mendatangi dukun atau para normal maka dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad saw".
kasihan sudah sakit, syirik lagi plus ditipu ma dukun cilik. inilah realita umat yang jiwanya sedang sakit.

BERITA TERKINI

Rabu sore kemarin (02/12), otoritas penjajah Zionis memberikan surat resmi kepada Kepala Badan Tertinggi Islam di Al-Quds, yang isinya melarang khatib masjid Al-Aqsha Syekh Ikrimah Shabri untuk masuk masjid Al-Aqsha selama 6 bulan ke depan.

Ketika Syekh Shabri baru saja pulang dari Saudi kemarin, otoritas Zionis langsung memanggilnya untuk diinterogasi. Karena kelelahan sebab baru saja pulang dari perjalanan jauh, Syekh Shabri sempat meminta pengacarnya Khalid Zabariqah untuk mengundur waktu ke hari lain untuk memenuhi panggilan Zionis itu.

Akan tetapi Zionis menolak untuk menunda dan mengancam akan menangkap Syekh Shabri jika tidak segera memenuhi panggilan otoritas Zionis. Oleh karena itu, Syekh Shabri terpaksa segera menuju ruang intelijen No. 4 yang berada di pusat penahanan dan penyelidikan "Compound" sebelah Barat Al-Quds, untuk menerima keputusan pelarangannya memasuki masjid Al-Aqsha.

Sebelumnya beberapa hari yang lalu, otoritas penjajah Zionis juga mengeluarkan beberapa keputusan yang menjauhkan hak pribadi, nasional, agama, dan lembaga-lembaga dari masjid Al-Aqsha. (Sn/ikh/myj)

eramuslim.com