Jalan Politik Parlementer
Di masa lalu cara ini banyak menuai kegagalan dalam mencapai tujuan akhir yaitu menerima tampuk kekuasaan. Walaupun beberapa "prestasi" yang cukup baik ada juga yang dapat digapai.
Di beberapa negara usaha melalui jalan ini banyak dijegal pihak militer ketika secara "semestinya" sebuah partai Islam sudah ada di ambang pintu keberhasilan.
Sebagai contoh misalnya:
Pengalaman partai-partai Islam di Indonesia sejak kemerdekaan sampai berakhirnya orde lama kemudian berlanjut ke masa orde baru setelah mengalami pengebirian. Percobaan ini tidak pernah terbukti mencapai tujuan akhir yaitu menerima tampuk kekuasaan dan menjadikan negara sebagai negara Islam, walaupun tidak ada penjegalan berupa kudeta militer.
Kudeta militer Aljazair setelah FIS (sebuah partai Islam) menang dalam pemilu 1991 secara mutlak. FIS seharusnya menerima tampuk pemerintahan sebagai mayoritas mutlak di parlemen akan tetapi militer segera mengadakan kudeta, membubarkan partai, menyita seluruh aset partai dan memasukan pemimpin FIS dan banyak dari anggotanya ke penjara.
Beberapa kudeta yang dilakukan militer Turki antara tahun 1970 sampai akhir abad ke-20, pada setiap kali partai Islam akan menang atau setelah beberapa lama memegang tampuk pemerintahan, ketika militer Turki merasa bahwa sekulerisme Turki mulai terancam.
Adapun experimen partai Islam Turki yang memegang tampuk pemerintahan sekarang, masih belum mencapai babak akhirnya. Kita masih menunggu dengan penuh kekhawatiran, apakah dibabak terakhir partai Islam yang berkuasa sanggup menjadikan Turki sebagai sebuah negara Islam ataukah militer akan mengkudeta lagi, membubarkan partai, menyita aset ummat dan memenjarakan para pemimpin serta anggota partai. Mudah-mudahan yang terakhir ini tidak terjadi. Kalau terjadi itu pun suatu hal yang lumrah. Tak ada perjuangan tanpa harga yang harus dibayar. Akan tetapi yang menjadi problem yang lebih besar pada strategi yang hampir bisa di pastikan kegagalannya ini adalah dua hal negatif yang sangat besar.
1. Tertinggalnya lapangan dakwah, karena seluruh tenaga para da'i dikerahkan untuk mengejar target suara bagi setiap pemilu mendatang (seperti yang terjadi di Indonesia sekarang ini). Sehingga tertinggal lah misi yang lebih besar yaitu penyelamatan ummat dari Jalesatmenelan racun Jalesat dan mati dengan kematian macam jahiliyyah, karena operasi penyelamatan tertunda sampai partai Islam menerima tampuk pemerintahan yang waktunya tidak pernah bisa diprediksikan. (kejahilan, kelengahan, kesesatan) yang sangat mengancam keselamatan mereka di akhirat. Berapa banyak ummat yang harus
2. Terkorbankannya pengawalan terhadap kemurnian. Karena partai Islam yang berada dijalur parlemen memerlukan suara sebanyak mungkin, maka partai harus pandai-pandai memeluk banyak pihak dan ini menuntut partai harus terdiri dari orang-orang yang "macam-macam" dan harus pandai-pandai pula mentoleransikan banyak pelanggaran terhadap kemurnian Islam agar tidak berbenturan dengan para pelanggar dan kehilangan dukungan suara mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar