SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Situs sunankudus.blogspot.com, yang menyajikan Site Bernuansa Islami berisikan Hikmah Al-qur'an dan Mutiara Hadits, insya Allah dapat memberikan kesejukan hati dan ketentraman jiwa bagi anda yang mengunjungi Site ini. Membawa Anda kepada pemahaman Islam yang benar sesuai apa yang di bawa Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. semoga situs ini menjadi sumbangan dalam perjuangan islam. Pesan saya: Ikutilah Jalan Sirotulmustaqim dengan sungguh-sungguh. karena jalan otulah yag termudah menuju Allah dan syurga-Nya. Kurang dan lebihnya blog ini maafin yaa..saran dan kritik bisa kamu kirim ke santrisunny@yahoo.co.id. sukron katsiron telah mampir ke blog ini.. yang mau kirim tulisan silahkan email ke santrisunny@yahoo.co.id

Selasa, 03 Maret 2009

Sejenak Bermuhāsabah!

Allah swt berfirman:



اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ



“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah…” [QS. az-Zumar (39): 23]

Itulah salah satu kedudukan agung yang dianugerahkan Allah swt kepada orang-orang beriman, yaitu kedudukan yang akan meninggikan dan melambungkan jiwa, hingga mereka mampu meninggalkan nafsu (syahwat) kemanusiaan (yang melalaikannya)nya.



Yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang karena menghadap langsung menemui Rabbnya dengan mentadabburi ayat-ayat-Nya, dengan penuh ketentraman dan pengagungan, sehingga ayat-ayat tersebut memenuhi relung-relung hati dan rongga-rongga persendian-nya, menundukkan kepala dan menyungkur-kan wajahnya ke permukaan tanah untuk tepekur dalam ibadah dan sujud, seraya bermu-nājāt kepada-Nya dengan penuh ketundukan dalam memohon pertolongan-Nya dan de-ngan meneteskan air matanya sebagai bentuk taubat dan penyesalan.



Tatkala dia membaca salah satu ayat al-Qur’an, maka ayat tersebut sanggup mengge-tarkan hatinya, menyucikan jiwanya, meru-bah tabiat dan perangainya, serta mendorong-nya untuk berkesinambungan dalam berbuat taat dan senantiasa siap menyongsong perin-tah-Nya.



Allah swt berfirman:



إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ



“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila di-bacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertam-bahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabbnyalah mereka bertawakkal” [QS. al-Anfāl (8): 2]



Maka, meskipun syahwat dan fitnah dunia dengan beragam jerat dan tipu-daya menye-rangnya, semuanya tidak akan sanggup me-lumpuhkannya, bahkan satu-persatu akan bertekuk lutut di bawah telapak kakinya, dan dalam tatapan tajam sorot matanya yang pe-nuh keagungan jiwa dan ketegaran hati.



Bahkan dia akan memalingkan mukanya tanpa pernah menengok sedikitpun seraya terus membasahi lisannya dengan puja-puji kepada-Nya. Ini adalah buah munājātnya kepada Rabb-nya, yang sanggup menumbuhkan kekuatan dan tekad membara. Hatinya adalah hati yang bersinar kemilau laksana kilauan intan, tiada satu fitnahpun yang sanggup mengeruhkan-nya, dalam menjalani roda kehidupan.

Rasulullah saw bersabda:



سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ، -ذَكَرَ مِنْهُمْ- وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهٌ مِنَ الدَّمْعِ



“Ada tujuh orang atau golongan yang akan memperoleh naungan Allah pada saat dimana tidak ada naungan yang dapat dijadikan tem-pat berteduh, -di antaranya- adalah seseorang yang berdzikir kepada Allah di keheningan malam dengan berurai air mata” [HR. al-Bu-khāri dalam Kitāb al-Adzān Bāb Man Jalasa Yantazhiru ash-Shalāh (2/715) No. 660, dan Muslim dalam Kitāb az-Zakāh Bab Fadhl Ikhfā’ ash-Shadaqah (2/715) No. 1031]



عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمُ النَّارُ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ، وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيْلِ اللهِ



“Ada dua mata (orang) yang tidak akan pernah terjilat oleh api neraka, yaitu mata seseorang yang berurai air mata karena takut kepada Allah, dan mata seseorang yang dipergunakan untuk berjaga malam saat berjuang di jalan Allah” [HR. at-Tirmidziy dalam Kitāb Fadhā’il al-Jihād Bāb Mā Jā’a fi Fadhl al-Haras (4/175) No. 1639]



Subhānallah...! Alangkah agung kedudukan-nya! Alangkah mulia sifatnya! Dan hal ini tiada lain merupakan wujud kedalaman iman dan kesucian hatinya!



Sesungguhnya kesensitifan dan ketenteraman hati, serta ketundukan dan pengagungan hanya kepada Rabbnya merupakan kedudukan tertinggi yang dianugerahkan kepada orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang tidak akan pernah terpengaruh oleh kepedihan dan kekerdilan jiwa orang-orang bodoh.



Dengan kondisi hati yang jujur, membara serta senantiasa disinari cahaya ilmu dan iman sebagaimana gambaran di atas, para shahabatpun sanggup memporak-porandakan benteng yang kokoh, maju bertempur dengan gagah berani tanpa gentar, menaklukan penjuru dunia, dan meninggikan panji tauhid, hingga singgasana Kisra dan Qaishar bertekuk lutut dalam dalam genggaman tangan mereka.



Alangkah berharapnya ummat ini akan datangnya seorang ‘alim Rabbani, yaitu seo-rang ‘alim yang ketika mendengar satu ayat al-Qur’an, maka hatinya tergetar, kedua matanya berurai air mata, merenungi kandung-annya dan konsekuen dengan segala tuntutannya.

Dan bukan sebaliknya, dia biarkan ayat tersebut berlalu begitu saja karena ingin mendengar ayat yang lainnya, baik karena hawa nafsu pribadinya atau karena ketidak-teguhannya.



Alangkah berharapnya ummat ini akan datangnya seorang da’i yang mau bekerja ke-ras dalam mendidik, menyampaikan da’wah dan dalam mentarbiyyah. ampai-sampai, meskipun keheningan malam mulai merayap dan kelopak mata mulai meredup, namun dia tetap bersemangat dalam bermunājāt ke-pada-Nya, tafakkur menghadap-Nya seraya menengadahkan tangan ketundukan dan pengagungan kepada-Nya, serta memohon kepada-Nya akan datangnya pertolongan dan kemenangan, dengan diiringi derai air mata dan rintihan permohonan.



Dan alangkah berharapnya kita semua untuk dapat menitikkan air mata kejujuran yang dilandasi oleh kejujuran dan keteguhan iman, serta dilandasi keagungan jiwa untuk mengalahkan hawa nafsu. Hanya kepada Allah swt saja kita mengaduhkan segala kelemahan, kekerdilan jiwa dan kekotoran hati kita, ka-rena sesungguhnya:

إِذَا قَسَا الْقَلْبُ قَحَطَتِ الْعَيْنُ

“Apabila hati telah kotor dan keruh (karena dosa), maka air matapun menjadi kering (tidak bisa menangis)” (Renungan dari Ibnu al-Qay-yim dalam al-Fawā'id hal. 111)



Rasulullah saw bersabda:

لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ: لَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا، وَلَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً

“Seandainya kalian memahami apa yang telah kupahami (dengan pasti), niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit sekali untuk ter-tawa” [HR. al-Bukhāriy dalam Kitāb al-Raqā-’iq Bāb Law Ta’lamūna Mā A’lamu (11/319) No. 6485]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Rabu sore kemarin (02/12), otoritas penjajah Zionis memberikan surat resmi kepada Kepala Badan Tertinggi Islam di Al-Quds, yang isinya melarang khatib masjid Al-Aqsha Syekh Ikrimah Shabri untuk masuk masjid Al-Aqsha selama 6 bulan ke depan.

Ketika Syekh Shabri baru saja pulang dari Saudi kemarin, otoritas Zionis langsung memanggilnya untuk diinterogasi. Karena kelelahan sebab baru saja pulang dari perjalanan jauh, Syekh Shabri sempat meminta pengacarnya Khalid Zabariqah untuk mengundur waktu ke hari lain untuk memenuhi panggilan Zionis itu.

Akan tetapi Zionis menolak untuk menunda dan mengancam akan menangkap Syekh Shabri jika tidak segera memenuhi panggilan otoritas Zionis. Oleh karena itu, Syekh Shabri terpaksa segera menuju ruang intelijen No. 4 yang berada di pusat penahanan dan penyelidikan "Compound" sebelah Barat Al-Quds, untuk menerima keputusan pelarangannya memasuki masjid Al-Aqsha.

Sebelumnya beberapa hari yang lalu, otoritas penjajah Zionis juga mengeluarkan beberapa keputusan yang menjauhkan hak pribadi, nasional, agama, dan lembaga-lembaga dari masjid Al-Aqsha. (Sn/ikh/myj)

eramuslim.com