Minggu, 04 Oktober 2009
Seruan Bagi Bangsa Arab dan Kaum Muslimin Untuk Melindungi Masjid al-Aqsha
Para tokoh agama menegaskan di dalam sebuah konferensi pers hari Selasa di Kota Ramallah di Tepi Barat bahwa Zionis Israel memutuskan untuk merebut Masjid al-Aqsa. Sedangkan upaya penyerbuan al-Quds pada hari Minggu adalah untuk menguji kemampuan orang-orang Palestina dalam melindunginya.
Sementara itu, Presiden Dewan Islam Tertinggi di Yerusalem, Syekh Ikrimah Sabri menganggap bahwa para polisi (aggressor) bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi di Masjid Al-Aqsa pada hari Minggu lalu.
Sabri mengatakan dalam sebuah pernyataan ke saluran "Al Jazeera" ketika ia memasuki markas polisi agressor di Yerusalem Barat untuk mengklarifikasi bahwa seruannya tersebut bukan merupakan bentuk pelanggaran terhadap kesucian agama dan kebebasan manusia (HAM) dan juga untuk meyakinkan bahwa tuduhan-tuduhan terhadap dirinya adalah batil (tidak benar) dan tidak berdasar.
Dalam konteks yang sama, Dewan Nasional Palestina mengadakan pertemuan – di bawah koordinasi Organisasi Pembebasan Palestina - di ibukota Yordania Amman pada hari Rabu untuk membahas bentrokan yang terjadi baru-baru ini di Masjid al-Aqsa.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Dewan bahwa Para peserta yang hadir akan membahas tentang perkembangan terakhir mengenai situasi yang memburuk di Yerusalem dan serangan yang terus menerus dilancarkan oleh Zionis terhadap al-Quds.
Di sisi lain, 21 orang wakil di parlemen Yordania menuntut pemerintah untuk memberlakukan rancangan undang-undang yang menghapuskan/ membatalkan perjanjian damai dengan Zionis, dan mereka juga menyerukan untuk menutup kedutaan Israel di Amman dan mengusir duta besar Israel dari Negara tersebut.
Begitu juga Representasi orang-orang yang mengatasnamakan “Kelompok Persaudaraan” mengecam dalam sebuah pernyataan yang mereka keluarkan pada hari Selasa atas upaya orang-orang Yahudi menyerbu Masjid al-Aqsha, dan menganggapnya sebagai "Deklarasi perang" terhadap negara Islam secara keseluruhan
Sebelumnya, pemerintah Yordania mengutuk tindakan ekstrimis Yahudi untuk menyerbu Masjid Al-Aqsa dan melayangkan sebuah surat protes/ kutukan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di Masjid al-Aqsa
Sumber-sumber Palestina mengatakan bahwa pasukan pendudukan Israel semalam menangkap lima puluh warga Palestina di Yerusalem, sebagaimana polisi Israel juga menegaskan bahwa mereka telah melancarkan kampanye penangkapan, termasuk 13 warga Palestina, sebagai alasan untuk menghadapi peringatan ulang tahun Intifadah al-Aqsha yang ke-9 yang tercetus pada tahun 2000 setelah penyerbuan mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon's ekstremis terhadap Masjid al-Aqsa.
Polisi Israel menambahkan bahwa mereka akan tetap bersiaga di kota.
Setelah peristiwa di Masjid al-Aqsha pada hari Minggu, semua pemerintah Palestina di Gaza dan pemerintah sementara di Tepi Barat menyerukan Negara-negara Arab dan negara-negara Islam untuk mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman ke Yerusalem. (istod/an)
(www.alsofwa.or.id)
BERITA TERKINI
Ketika Syekh Shabri baru saja pulang dari Saudi kemarin, otoritas Zionis langsung memanggilnya untuk diinterogasi. Karena kelelahan sebab baru saja pulang dari perjalanan jauh, Syekh Shabri sempat meminta pengacarnya Khalid Zabariqah untuk mengundur waktu ke hari lain untuk memenuhi panggilan Zionis itu.
Akan tetapi Zionis menolak untuk menunda dan mengancam akan menangkap Syekh Shabri jika tidak segera memenuhi panggilan otoritas Zionis. Oleh karena itu, Syekh Shabri terpaksa segera menuju ruang intelijen No. 4 yang berada di pusat penahanan dan penyelidikan "Compound" sebelah Barat Al-Quds, untuk menerima keputusan pelarangannya memasuki masjid Al-Aqsha.
Sebelumnya beberapa hari yang lalu, otoritas penjajah Zionis juga mengeluarkan beberapa keputusan yang menjauhkan hak pribadi, nasional, agama, dan lembaga-lembaga dari masjid Al-Aqsha. (Sn/ikh/myj)
eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar