SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Situs sunankudus.blogspot.com, yang menyajikan Site Bernuansa Islami berisikan Hikmah Al-qur'an dan Mutiara Hadits, insya Allah dapat memberikan kesejukan hati dan ketentraman jiwa bagi anda yang mengunjungi Site ini. Membawa Anda kepada pemahaman Islam yang benar sesuai apa yang di bawa Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. semoga situs ini menjadi sumbangan dalam perjuangan islam. Pesan saya: Ikutilah Jalan Sirotulmustaqim dengan sungguh-sungguh. karena jalan otulah yag termudah menuju Allah dan syurga-Nya. Kurang dan lebihnya blog ini maafin yaa..saran dan kritik bisa kamu kirim ke santrisunny@yahoo.co.id. sukron katsiron telah mampir ke blog ini.. yang mau kirim tulisan silahkan email ke santrisunny@yahoo.co.id

Rabu, 29 Oktober 2008

Penjelasan Tentang Islam Bag 2

6. Seseorang masuk ke dalam agama Islam adalah dengan mengikrarkan dua kalimat syahadat:

( أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ )

Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:

(( أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ... ))

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Alloh dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rosul-Nya….” (HR. Bukhari No. 24 dan Muslim No. 33)

(( بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ… ))

“Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu: syahadat la ilaha illalloh….” (HR. Bukhari No. 7, Muslim No.19, Tirmidzi No. 2534, Nasa’i No. 4915 dan Ahmad No. 4567)

7. Arti dari syahadat La Ilaha Illalloh adalah tiada ilah (tuhan) yang ber-hak diibadahi kecuali Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–. Karena tiada dzat yang mempunyai kekuasaan, kesanggupan dan sifat-sifat ketuhanan selain Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–.

Syahadat ini dinamakan kalimat tauhid, yang menolak adanya syarik (se-kutu) bagi Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā– dalam ke-Tuhanan-Nya.

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

“(Kuasa Alloh) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allohlah (Tuhan) yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka ibadahi selain Alloh adalah bathil, dan sesungguhnya Alloh, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [QS. al-Hajj (22): 62]

لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thoghut dan beriman kepada Alloh, maka sesunguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat (yaitu La Ilaha Illalloh) yang tidak akan putus. Dan Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [QS. al-Baqarah (2): 256]

Rosululloh –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:

(( مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُوْنِ اللهِ حَرُمَ مَالُهُ وَدَمُهُ وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ ))

“Barangsiapa yang mengatakan bahwa tiada ilah selain Alloh dan kafir terhadap apa yang diibadahi selain Alloh, haramlah harta dan darahnya (keduanya tidak boleh diganggu) dan Allohlah yang akan menghisabnya.” (HR. Muslim No. 34 dan Ahmad No. 15313)

8. Arti syahadah Muhammad Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama–, bahwa beliau adalah utusan Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā– yang terakhir, yang diutus kepada seluruh hamba-Nya, baik jin maupun manusia, kepada seluruh bangsa, hingga datangnya hari kiamat, yang bertugas menyampaikan agama-Nya.

Beliau harus dipercayai dan ditaati dengan sepenuhnya, maka tidak ada lagi jalan menuju kepada Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā– selain melalui syari'at yang diajarkannya. Berma`siat kepadanya berarti berma`siat kepada Allah. Siapa yang mendustakannya dalam perkara sekecil apa pun, berarti telah keluar dari agama Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–. Percaya dan yakin bahwa beliau telah menyampaikan risalah Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–, dan tidak mensyari`atkan apa pun juga selain apa yang diwahyukan kepadanya.

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rosul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (kei-manan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang ter-hadap orang-orang mu`min.” [QS. at-Taubah (9): 128]

وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ

“…dan Alloh mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rosul-Nya dan Alloh mengetahui sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah para pendusta.” [QS. al-Munafiquun (63): 1]

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا

“Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah mengutusmu untuk jadi saksi dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan serta untuk jadi penyeru kepada agama Alloh dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” [QS. al-Ahzaab (33): 45-46]

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الأمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالأغْلالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rosul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurot dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari me-ngerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti ca-haya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [QS. al-A`raaf (7): 157]

Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:

(( مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللهَ ))

“Barangsiapa yang taat kepadaku, maka dia telah taat kepada Alloh. Dan barangsiapa yang bema`siat kepadaku, dia telah ma`siat kepada Alloh.” (HR. Bukhari No. 2737, Muslim No. 3417, Nasa’i No. 4122, Ibnu Majah No. 3 dan Ahmad No. 7032)

Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:

(( وَأُرْسِلْتُ إِلَى الْخَلْقِ كَافَّةً وَخُتِمَ بِي النَّبِيُّوْنَ ))

Aku diutus kepada seluruh manusia dan para nabi diakhiri olehku.” (HR. Bukhari No. 2755, Muslim No. 812, Tirmidzi No.1473, Nasa’i No. 3037, Ibnu Majah No. 560 dan Ahmad No. 7269)

Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:

(( فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي ))

“Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka dia bukanlah golonganku.” (HR. Bukhari No. 4675, Muslim No. 2487, Nasa’i No. 3165 dan Ahmad No. 13045)

9. Islam adalah agama yang sempurna dan disempurnakan oleh Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–. Kesempurnaan Islam bertolak dari kesempur-naan Alloh Subhanahu wa Ta`ala. Barangsiapa yang meragukan kesem-purnaan Islam, berarti dia telah meragukan kesempurnaan Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–, karena Islam adalah agama-Nya.

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Ku-cukupkan kepada kalian ni`mat-Ku dan telah Ku-ridhoi Islam itu jadi agama bagi kalian.” [QS. al-Maaidah (5): 3]

وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلا لا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Telah sempurnalah kalimat Robbmu (al-Qur'an), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah-robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [QS. al-An’aam (6): 115]

10. Syari'at Islam dibawa oleh Rosululloh junjungan kita, Nabi Muhammad –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama–, yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Baik kehidupan khusus keagamaan ataupun kehidupan umum keduniawian. Syari'at ini berlaku sampai hari kiamat. Tidak ada syari'at atau undang-undang manapun yang dapat menandinginya.

Barangsiapa menganggap ada syari'at atau undang-undang lain yang dapat menandinginya, maka orang itu adalah orang musyrik, walaupun mengaku dirinya muslim dan memiliki nama dengan nama Islami.

Hal ini dikarenakan anggapan seperti itu berarti bahwa pembuat syari'at atau undang-undang lain tersebut adalah tandingan yang seimbang bagi Alloh –Subhānahu wa Ta’ālā–, dan ini adalah hakekat kesyirikan yang sebenarnya.

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الأمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ

إِنَّهُمْ لَنْ يُغْنُوا عَنْكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَإِنَّ الظَّالِمِينَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari’at (peraturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah syari`at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari (siksaan) Alloh. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Alloh adalah pelindung orang-orang yang ber-taqwa. al-Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” [QS. al-Jaatsiyah (45): 18-20]

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ

وَمَا تَفَرَّقُوا إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَلَوْلا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ أُورِثُوا الْكِتَابَ مِنْ بَعْدِهِمْ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مُرِيبٍ

فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَقُلْ آمَنْتُ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنْ كِتَابٍ وَأُمِرْتُ لأعْدِلَ بَيْنَكُمُ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ لا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ

“Dia telah mensyari'atkan bagi kalian tentang agama apa yang telah diwa-siatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrohim, Musa dan `Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kalian berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kalian seru mereka kepadanya. Alloh menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

Dan mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah melainkan sesudah datang-nya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara mereka. Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari Robbmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka al-Kitab (Taurat dan Injil) sesudah mereka, benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab itu.

Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Alloh dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kalian. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kalian amal-amal kalian. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kalian, Alloh me-ngumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita).” [QS. asy-Syura’ (42): 15]

Rosululloh –Shallallohu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:

(( مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُ مِنَ الناَّرِ إِلاَّ وَقَدْ بَيَّنَ لَكُمْ ))

Tidak ada sedikit pun dari hal-hal yang dapat mendekatkan (diri) ke syurga dan menjauhkan dari neraka, kecuali semuanya telah dijelaskan kepada kalian.” (HR. Thabrani)

Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu– berkata:

لَقَدْ تُوُفِّيَ رَسُوْلُ اللهِ وَمَا مِنْ طاَئِرٍ يُقَلِّبُ جَنَاحَيْهِ فِي السَّمَآءِ إِلاَّ ذَكَرَ لَنَا مِنْهُ عِلْمًا

“Sesungguhnya Rosululloh telah wafat. Dan tidak ada satu ekor burungpun yang mengepakkan sayapnya di udara kecuali telah beliau sebutkan kepada kami tentang ilmunya.” (HR. Ahmad 5/153 dan Thabrani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Rabu sore kemarin (02/12), otoritas penjajah Zionis memberikan surat resmi kepada Kepala Badan Tertinggi Islam di Al-Quds, yang isinya melarang khatib masjid Al-Aqsha Syekh Ikrimah Shabri untuk masuk masjid Al-Aqsha selama 6 bulan ke depan.

Ketika Syekh Shabri baru saja pulang dari Saudi kemarin, otoritas Zionis langsung memanggilnya untuk diinterogasi. Karena kelelahan sebab baru saja pulang dari perjalanan jauh, Syekh Shabri sempat meminta pengacarnya Khalid Zabariqah untuk mengundur waktu ke hari lain untuk memenuhi panggilan Zionis itu.

Akan tetapi Zionis menolak untuk menunda dan mengancam akan menangkap Syekh Shabri jika tidak segera memenuhi panggilan otoritas Zionis. Oleh karena itu, Syekh Shabri terpaksa segera menuju ruang intelijen No. 4 yang berada di pusat penahanan dan penyelidikan "Compound" sebelah Barat Al-Quds, untuk menerima keputusan pelarangannya memasuki masjid Al-Aqsha.

Sebelumnya beberapa hari yang lalu, otoritas penjajah Zionis juga mengeluarkan beberapa keputusan yang menjauhkan hak pribadi, nasional, agama, dan lembaga-lembaga dari masjid Al-Aqsha. (Sn/ikh/myj)

eramuslim.com