1) Nifaq I’tiqadiy;
Pada umumnya, nifaq itiqadiy adalah nifaq akbar, yaitu bersemayam-nya kekufuran di hati seseorang, baik karena adanya pendustaan, ataupun karena tidak adanya ketundukan (perbuatan) hati, tetapi secara zhahir (lisan dan perbuatan), sang munafiq menampakkan keimanan. Orang se-perti ini tetap diperlakukan sebagai seorang muslim, sampai kekufuran yang ada di hatinya diwujudkan dalam bentuk kekufuran lisan atau per-buatan. Apabila hal ini terjadi, maka orang tersebut diperlakukan sebagai seorang murtad.
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang berkata kami beriman pada Allah dan hari akhir sedangkan mereka bukanlah orang-orang mu’min.” QS. al-Baqarah (2):8
2) Nifaq ‘Amaliy;
Pada umumnya nifaq ‘amaliy adalah nifaq asghar, yaitu ketika seseorang hanya mengerjakan beberapa sifat dan amal perbuatan orang munafiq. Tetapi apabila semua amal perbuatan dan sifat-sifat orang munafiq diker-jakan, maka orang itu pun terjatuh kepada nifaq akbar, yaitu akan menjadi munafiq murni.
“Dan di antara mereka ada yang berjanji pada Allah, apabila datang pada kami karunia-Nya, tentu kami akan bersedekah serta kami akan menjadi orang-orang shaleh. Maka tatkala datang pada mereka karunia-Nya, lalu mereka berbuat bakhil dan berpaling, maka Allah menjadikan kenifakan di hati-hati mereka sampai hari mereka menemui Allah dikarenakan pengingkaran janji mereka terhadap Allah dan dengan sebab kedustaan-kedustaan mereka.” QS. at-Tau-bah(9): 75-77
“Ada empat perkara yang bilamana hal tersebut terkumpul pada diri seseorang, maka ia adalah seorang munafiq murni. Dan barangsiapa yang ada pada diri-nya satu bagian darinya, maka pada dirinya ada satu sifat nifaq hingga ia meninggalkannya, yaitu: apabila diamanati ia berbuat khianat, bila berbicara berdusta, bila berjanji melanggar dan bila berselisih berbuat aniaya.” (HR. Bukhari No. 33, Muslim No. 88, Tirmidzi No. 2556, Nasa’i No. 4934, Abu Dawud No. 4068 dan Ahmad No. 6479)
Di antara sifat-sifat utama kaum munafiqin adalah:
1) Mendustakan Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–,
2) Mendustakan sebagian risalah Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–,
3) Membenci Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–,
4) Membenci sebagian risalah Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–,
5) Bergembira terhadap kemunduran Islam dan umat Islam, dan
6) Bersedih atas kemajuan Islam dan umat Islam.
“Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (pembagian) zakat; jika mereka diberi sebagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah।” [QS. at-Taubah (9): 58]
لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِين
َ
“Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kalian (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” [QS. an-Nisaa’ (4): 61]
فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang yahudi dan Nashrani menjadi pemimpin-pemimpin(kalian); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kalian mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi pe-tunjuk kepada orang-orang yang zhalim.
Maka kalian akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana”. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan keme-nangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasia-kan dalam diri mereka” [QS. al-Maaidah (5): 51-52]
Beberapa sifat munafiq yang terkadang menghinggapi orang-orang ber-iman dan termasuk nifak asghar yang harus diwaspadai adalah meng-khianati amanah, berbohong, malas shalat (khususnya shalat jama’ah) dan sebagainya.
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan mem-balas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali sedikit sekali” [QS. an Nisaa’ (4): 142]
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–bersabda:
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga: yaitu bila berkata berbohong, bila ber-janji tidak menepati dan bila dipercaya berkhianat॥ Dalam riwayat lain: “Apabila bertengkar melampaui batas, dan bila membuat perjanjian ia melang-garnya।” (HR. Bukhari No. 33 dan Muslim dalam Syarah Nawawi 2/46)
ْرِ
Sifat-sifat nifaq ashghar dapat menyusup atau hinggap pada diri orang-orang yang beriman. Barangsiapa yang tidak berhati-hati, lama-kelamaan karena terlalu banyaknya sifat nifaq asghar, maka orang tersebut dapat disusupi nifaq akbar. Demikian berbahayanya nifaq, maka para shaha-bat pun sangat takut kalau sewaktu-waktu mereka dihinggapinya.
Ibnu Abi Mulaikatah –Rahimahullah– berkata:
“Saya berjumpa dengan 30 shahabat Rasulullah, semuanya mengkhawatirkan berjangkitnya nifak dalam diri mereka).”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar