Dengan kata lain, tauhid adalah iman kepada Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– tanpa diiringi oleh kesyirikan. Keagungan tauhid dapat diselami dengan me-ngetahui keburukan lawannya, yaitu syirik, sebagaimana yang digambarkan dalam banyak ayat al-Qur’an, di antaranya:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan tatkala Luqman berkata pada anaknya sambil memberikan nasihat padanya, (ia berkata:) Wahai anakku janganlah engkau mempersekutukan Allah, se-sungguhnya syirik itu adalah kedzaliman yang besar.” [QS. Luqman (31): 13]
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengam-puni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [QS. an-Nisaa’ (4): 48]
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sesungguhnya telah diwahyukan padamu dan pada orang-orang sebelummu (yaitu) bila engkau berbuat syirik maka hancurlah amalan-amalan engkau dan engkau termasuk orang-orang yang merugi.” [Qs. az-Zumar (39): 65]
Dalam hadits Qudsiy, Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– berfirman:
(( مَنْ لَقِيَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطِيْئَةً لاَ يُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَقِيْتُهُ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً ))
“Barangsiapa yang menemui-Ku dengan membawa kesalahan seluas bumi, selama tidak berbuat syirik sedikitpun kepada-Ku, maka Aku akan mene-muinya dengan membawa ampunan seluas bumi pula.” (HR. Muslim No. 2687)
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
(( مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنْ الْعَمَلِ ))
“Barangsiapa yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah Yang Esa, dan bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, kemudian bersaksi pula bahwa Isa adalah hamba Allah dan rasul-Nya serta kalimat-Nya yang dihem-buskan pada Maryam dan ruh-Nya, juga bersaksi bahwa syurga adalah haq dan neraka adalah haq, maka Allah akan memasukkannya ke dalam syurga dengan amalnya yang mana saja.” (HR. Bukhari No. 3180, Muslim No. 41, Tir-midzi No. 4945 dan Ahmad No. 21620)
. Tauhid terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1) Tauhid rububiyyah,
2) Tauhid asma’ wa shifat, dan
3) Tauhid uluhiyyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar